20 Tahun Melantai, Perusahaan Internet China Hengkang dari Wall Street

20 Tahun Melantai, Perusahaan Internet China Hengkang dari Wall Street

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 30 Sep 2020 09:14 WIB
Bursa saham Wall Street di AS
Foto: Reuters
Jakarta -

Perusahaan internet besar asal China, Sina Corp keluar dari Wall Street. Keputusan ini usai pemerintahan Amerika Serikat (AS) mengawasi ketat perusahaan-perusahaan teknologi asal China.

Sina Corp adalah induk dari sosial media Weibo, platform populer di negeri Tirai Bambu dan selalu dibandingkan dengan Twitter. Sina sendiri resmi melantai di Nasdaq pada tahun 2000.

Melansir CNN, keluarnya Sina Corp dari indeks utama Amerika Serikat karena meningkatnya ketegangan China dengan negeri Paman Sam. Dalam beberapa pekan terakhir, kedua negara berselisih karena ancaman pembatasan terhadap perusahaan teknologi asal China seperti TikTok dan WeChat, serta SMIC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Wall Street, perusahaan China juga menghadapi lebih banyak pengawasan menyusul pengungkapan penyimpangan akuntansi besar-besaran. Anggota parlemen AS, pemerintah, dan bursa saham sejak itu mengambil langkah-langkah yang bertujuan membatasi akses ke pasar modal AS.

Pada Mei, Senat AS sudah bulat untuk mengesahkan RUU yang mewajibkan perusahaan membuka buku kinerjanya setelah listing di Wall Street. Ada yang mengatakan, beleid ini bertujuan untuk menendang perusahaan China yang menipu dari bursa AS.

ADVERTISEMENT

Pada Agustus, kelompok kerja presiden AS untuk pasar keuangan merilis sebuah laporan yang merekomendasikan peningkatan pengawasan terhadap perusahaan China yang terdaftar serta memberikan persyaratan uji tuntas untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.

Khawatir dengan regulasi tersebut, beberapa perusahaan teknologi besar asal China menawarkan listing sekunder di Hong Kong dan Shanghai. Perusahaan tersebut antara lain Alibaba dan JD.

"Perusahaan China yang saat ini terdaftar di AS akan terus berbondong-bondong menerbitkan saham sekunder di Hong Kong dan pasar domestik. Pasar ini juga akan menjadi tujuan utama untuk listing baru oleh perusahaan China," tulis analis Eurasia.




(hek/zlf)

Hide Ads