Ini Produk Paling Diincar Netizen Jelang Hari Batik Nasional

Ini Produk Paling Diincar Netizen Jelang Hari Batik Nasional

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 01 Okt 2020 16:45 WIB
Perajin di Blitar membuat batik dengan motif gambar virus corona. Lewat batiknya itu, ia ingin menceritakan soal wabah corona pada anak cucunya kelak.
Ilustrasi/Foto: Erliana Riady
Jakarta -

Ada kenaikan tren penjualan batik selama pandemi COVID-19 terutama tepat menjelang Hari Batik Nasional. Hal tersebut terlihat dari data traffic di marketplace online Tokopedia.

"Kami melihat bagaimana penjual batik di Tokopedia tidak berhenti menghadirkan inovasi produk yang lebih relevan dengan kondisi masyarakat saat ini," ujar External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya dalam rilis resminya yang dikutip detikcom, Kamis (1/10/2020).

Data internal Tokopedia tercatat, daster atau baju tidur batik mengalami peningkatan penjualan lebih dari 3,5 kali lipat jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi COVID-19. Bahkan, penjualan masker batik melonjak signifikan hingga lebih dari 20 kali lipat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terlihat dari produk batik paling laris di Tokopedia, yaitu masker dan daster atau baju tidur bermotif batik. Data tersebut sangat menggambarkan kebutuhan masyarakat yang sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk menghindari penularan virus COVID-19," ungkapnya.

Ekhel menambahkan pandemi justru menjadi momentum bagi para pegiat usaha di Indonesia khususnya UMKM dalam menciptakan peluang dengan berinovasi. Baik dari sisi produk maupun kanal penjualan, dari offline ke online.

ADVERTISEMENT

UMKM yang memanfaatkan kanal digital, menurutnya lebih tangguh menghadapi pandemi karena dapat menjaga kelangsungan bisnis sekaligus memastikan lapangan pekerjaan tetap tersedia.

"Saat ini, total sudah ada lebih dari 9 juta penjual di Tokopedia yang hampir 100%nya UMKM. Kami percaya, UMKM punya peran signifikan dalam pemulihan ekonomi negeri yang terdampak pandemi, mengingat UMKM adalah penyumbang lebih dari 60% pendapatan negara," tuturnya.

Oleh karena itu, sambung Ekhel, keberadaan UMKM termasuk yang bergerak di industri batik sangat penting diupayakan oleh semua pihak.




(eds/eds)

Hide Ads