Kupas Tuntas Resep Vietnam dari Negara Termiskin hingga Kebal Resesi

Kupas Tuntas Resep Vietnam dari Negara Termiskin hingga Kebal Resesi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 04 Okt 2020 07:30 WIB
HANOI, VIETNAM - MAY 16: People rollerskate at Hoan Kiem pedestrian street on May 16, 2020 in Hanoi, Vietnam. Though some restrictions remain in place, Vietnam has lifted the ban on certain entertainment facilities and non-essential businesses, including pubs, cinemas and spas & other tourist attractions to recover domestic tourism. On April 23, the Ministry of Transport started to increase domestic flights and trains to major destinations with limited passenger capacity. As of May 16, Vietnam has confirmed 318 cases of coronavirus disease (COVID-19 ) with no deaths in the country, 260 fully recovered and no new case caused by community transmission for 30 days.
Foto: Getty Images/Linh Pham

Vietnam juga menjadi negara yang ramah dengan investor asing. Tak heran perusahaan elektronik dari Jepang sampai Korea Selatan seperti Samsung, LG, Olympus dan Pioneer. Hingga produsen pakaian Eropa dan Amerika Serikat (AS) gencar membuka gerai di negara tersebut.

Dari data Financial Times (2017) Vietnam merupakan salah satu pengekspor pakaian terbesar dan pengekspor barang elektronik terbesar kedua setelah Singapura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip worldbank.org perkembangan ekonomi Vietnam selama 30 tahun terakhir merupakan hal yang luar biasa. Pada 2019 PDB Vietnam tercatat di level US$ 2.700. Angka kemiskinan turun tajam dari 70% menjadi di bawah 6%.

Sejak 2019, ekonomi Vietnam memang terus menunjukkan kekuatan karena didukung oleh permintaan domestik dan manufaktur berorientasi ekspor. PDB Vietnam pada 2017 mendekati 7% dan merupakan yang tercepat di kawasan.

ADVERTISEMENT

Vietnam juga mengalami tekanan ekonomi akibat COVID-19. Namun jumlah kasus tidak separah di negara lain. Hal ini karena Vietnam sudah bergerak cepat di tingkat nasional dan daerah.

Karena itulah, kondisi ekonomi Vietnam tetap kokoh dan pertumbuhan ekonomi yang masih positif pada kuartal I 2020 yakni di level 3,8%. Dampak krisis memang masih sulit diprediksi.



Simak Video "Video: Hirup Udara Hanoi 24 Jam Sama dengan Merokok 12 Batang"
[Gambas:Video 20detik]

(kil/zlf)

Hide Ads