Sejumlah restoran ternama belum lama ini diketahui mulai menerjunkan karyawannya berjualan di jalan alias 'ngemper'. Kebijakan itu diambil agar bisnisnya bisa bertahan dari pukulan berat akibat pandemi virus Corona (COVID-19).
Tak hanya beralih jualan di pinggir jalan, resto ternama di bawah naungan PT Eatwell Culinary Indonesia ini bahkan juga berjualan door to door alias dari rumah ke rumah. Resto tersebut yakni masakan Chinese Ta Wan, masakan Jepang Ichiban Sushi, dan hidangan khas Jawa Dapur Solo.
Direktur Operasional PT Eatwell Culinary Indonesia, Andrias Chandra mengatakan hal itu dilakukan untuk menjemput pembeli yang sepi datang ke mal semenjak PSBB. Kebijakan itu hanya berlaku untuk seluruh restonya yang ada di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya betul jualan ke rumah-rumah, Ta Wan, Ichiban, Dapur Solo, kita jemput bola karena dine-in kan ditutup. Betul (hanya di Jakarta), hanya yang terdampak dine-in ditutup. Di luar kota tidak ada," kata Andrias kepada detikcom, Rabu (7/10/2020).
Hal itu dilakukan agar perusahaan tetap bisa beroperasi dan menggaji karyawan. Diharapkan dengan begini tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Kan pilihan kita sebagai pengusaha restoran, pilihan kita tutup atau berusaha survive di masa yang susah ini. Kalau tutup kan karyawan harus dirumahkan mungkin ada yang PHK. Tujuannya hanya untuk jaga karyawan kita," ujarnya.
Ditemui di salah satu resto Ta Wan yang terletak di Puri Indah Mal, Jakarta Barat, petugas yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan jam pegawai yang diturunkan untuk berjualan ke jalan tergantung masing-masing resto.
"Kelilingnya tergantung outlet. Kadang ada yang siang-siang, kalau di sini paling sore jam 16.00 atau 17.00 sampai jam 18.00 atau nggak jam 19.00, tergantung staf-nya juga. Kadang juga nggak jualan kalau di sini sendiri. Tergantung kalau ada karyawan yang lagi free," tuturnya.
Biasanya pegawai yang turun ke jalan membawa 5-20 box. Penghasilannya dari berjualan ke jalan tersebut tidak pasti, terkadang dijelaskan membawa 5 box saja tidak laku dalam sehari.
"Biasanya bawa kalau lagi ramai kita bawa 20 box, kadang 10, kalau 10 habis ya kita tambah lagi. Tergantung jam-nya juga, kalau sore paling kita bawa 5 itu juga belum tentu habis. Namanya jualan ya untung-untungan, kadang ramai kadang enggak," imbuhnya.
(eds/eds)