Jakarta -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Kongres memperpanjang stimulus US$ 25 miliar setara Rp 371 triliun (kurs Rp 14.855) untuk maskapai. Dana itu dapat mencegah ribuan pekerja dari pemutusan hubungan kerja (PHK) saat perjalanan udara anjlok akibat pandemi COVID-19.
Dikutip dari Reuters, Rabu (7/10/2020) perintah Trump itu dia sampaikan di akun Twitternya setelah beberapa jam dia mengumumkan pemerintah AS akan membatalkan negosiasi stimulus COVID-19 tambahan senilai US$ 1,6 triliun hingga pemilu selesai.
"Segera menyetujui 25 Miliar Dolar untuk Dukungan Penggajian Maskapai. Saya akan menandatangani sekarang!" tulis Trump di akun Twitternya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam ciutannya Trump menuliskan, dana yang bisa digunakan Kongres untuk penggajian maskapai bisa diambil dari dana yang tidak terpakai pada bantuan pandemi COVID-19. Dana itu sebelumnya memang diperuntukkan untuk maskapai dan bisnis kecil.
Pekan lalu American Airlines dan United Airlines berencana memangkas 32 ribu pekerja. Namun, mereka mengatakan hal itu bisa dicegah jika Kongres segera memperpanjang bantuan penggajian untuk pekerja maskapai.
Perlu diketahui, program dukungan penggajian maskapai senilai US$ 25 miliar sebelumnya yang sebagian besar berupa hibah tunai dari Kongres. Dana itu diberikan kepada sejumlah maskapai AS pada Maret lalu dan berakhir pada 30 September 2020.
Kongres diperkirakan melakukan diskusi pada 19 Oktober 2020. Pada kesempatan ini anggota parlemen dapat membuat upaya baru untuk meloloskan US$ 25 miliar yang diminta oleh maskapai penerbangan. Bantuan maskapai akan mendapat dukungan kuat, baik di DPR maupun Senat.
Setelah mandat dari Trump muncul, saham American Airlines ditutup 4,5% lebih rendah. Sementara saham United Airlines ditutup lebih rendah 3,6%. Saham Southwest Airlines turun 2,4% dan saham Delta Air Lines ditutup anjlok 2,9%.
American Airlines mengatakan saat ini ribuan pekerja maskapai telah kehilangan pekerjaan, diantaranya juga dipaksa cuti. Mereka mengungkap hal itu bisa dicegah ke depannya jika pimpinan AS bertindak menyelamatkan pekerja maskapai.
Asosiasi Perjalanan AS mengatakan dengan jutaan orang menderita akan sangat menyedihkan jika negosiasi bantuan dibatalkan. Asosiasi mengungkap jika bantuan tidak ada 50% pekerja maskapai akan dipangkas pada Desember 2020.
Maskapai AS secara keseluruhan menghabiskan sekitar US$ 5 miliar sebulan akibat anjloknya perjalanan. Pakar industri penerbangan berharap pada liburan akhir tahun nanti, permintaan domestik bisa meningkat walaupun belum mencapai kondisi sebelum pandemi.
Para eksekutif maskapai mengakui bahwa permintaan perjalanan udara tidak mungkin kembali seperti sebelum pandemi untuk beberapa tahun. Mengingat tidak ada yang tahu bagaimana pandemi bisa membuat perjalanan normal kembali.