Jumlah dan kekayaan miliarder dunia melonjak signifikan belakangan ini. Padahal dalam tahun ini dunia sedang dihebohkan pandemi virus COVID-19.
Melansir CNBC, Rabu (7/10/2020), menurut studi "Riding the storm", yang diterbitkan pada hari Rabu oleh bank Swiss UBS dan firma akuntansi PwC, disebutkan bahwa total kekayaan miliarder secara global naik US$ 8 triliun menjadi US$ 10,2 triliun atau setara Rp 148,9 kuadriliun (kurs Rp 14.600).
Kenaikan sebesar 27,5% atau terjadi hanya dalam rentang waktu dari April hingga Juli 2020. Total kekayaan para miliarder global itu juga melam melampaui puncak sebelumnya sebesar US$ 8,9 triliun yang tercatat pada akhir 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, dari sisi jumlah miliarder di seluruh dunia juga meningkat menjadi 2.189, dibandingkan dengan rekor sebelumnya 2.158 pada tahun 2017.
UBS dan PwC mengatakan laporan itu mencakup lebih dari 2.000 miliarder dari 43 pasar di seluruh dunia dan menyumbang sekitar 98% dari total kekayaan miliarder.
Antara 7 April dan 31 Juli tahun ini, laporan tersebut menemukan rata-rata miliarder kekayaannya meningkat dua digit. Peningkatan kekayaan itu terjadi pada miliarder di sektor industri, teknologi dan perawatan kesehatan yang mencatat pertumbuhan antara 36% dan 44%.
Padahal saat ini banyak negara yang tengah berjuang melawan virus Corona, meski mengorbankan ekonominya. Jutaan orang di dunia kehilangan pekerjaannya karena pandemi ini. Banyak pemerintah di dunia juga rela mengeluarkan uang negara untuk membantu rakyatnya.
"Industri diuntungkan secara tidak proporsional karena pasar menghargai pemulihan ekonomi yang signifikan, sementara perusahaan teknologi berkinerja baik karena permintaan yang dipicu oleh pandemi untuk barang dan jasa mereka, dan pasar yang mendiskon nilai arus kas masa depan mereka dalam lingkungan suku bunga yang rendah," kata laporan itu.
Pasar saham dunia telah pulih sejak dimulainya pandemi setelah banyak pemerintah meluncurkan paket stimulus untuk mengimbangi dampak krisis kesehatan global.
Hingga saat ini, hampir 36 juta orang telah tertular virus corona di seluruh dunia, dengan 1,05 juta kematian terkait, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
(das/dna)