Utang luar negeri Indonesia menduduki peringkat nomor 1 terbesar di antara negara-negara berpendapatan rendah-menengah di regional Asia Tenggara. Hal tersebut tertuang dalam laporan International Debt Statistics (IDS) 2021 atau Statistik Utang Internasional yang dirilis Bank Dunia.
Dikutip dari IDS 2021, Selasa (13/10/2020), laporan tersebut mencakup data utang negara-negara berpendapatan rendah-menengah hingga tahun 2019. Utang luar negeri Indonesia menempati posisi nomor 1 terbesar di antara Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam.
Perlu diketahui, IDS 2021 hanya melampirkan data utang dari negara-negara berpenghasilan rendah-menengah. Sehingga, dalam laporan itu Bank Dunia tidak melampirkan data Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Utang luar negeri Indonesia mencapai US$ 402,08 miliar atau sekitar Rp 5.940 triliun (kurs Rp 14.775) pada tahun 2019. Angka tersebut naik 5,9% dari posisi utang tahun 2018 yakni sebesar US$ 379,58 miliar atau sekitar Rp 5.608 triliun.
Adapun daftar negara-negara Asia Tenggara yang berpendapatan rendah-menengah dengan utang luar negeri terbesar pada tahun 2019 sebagai berikut:
1. Indonesia US$ 402,08 miliar atau sekitar Rp 5.940 triliun.
2. Thailand US$ 180,23 miliar atau sekitar Rp 2.662 triliun.
3. Vietnam US$ 118.49 miliar atau sekitar Rp 1.750 triliun.
4. Filipina US$ 83,66 miliar atau sekitar Rp 1.236 triliun.
5. Laos US$ 16,68 miliar atau sekitar Rp 246 triliun
6. Kamboja US$ 15,32 miliar atau sekitar Rp 226 triliun
7. Myanmar US$ 11,11 miliar atau sekitar Rp 164 triliun
8. Timor-Leste US$ 203,4 juta atau sekitar Rp 3 triliun.
Secara keseluruhan, utang luar negeri ke-8 negara Asia Tenggara tersebut mencapai US$ 827,79 miliar atau sekitar Rp 12.230 triliun. Angka ini meningkat 6,4% dari posisi utang luar negeri ke-8 negara tersebut pada tahun 2018 yakni sebesar US$ 777,68 miliar atau sekitar Rp 11.490 triliun.
(upl/zlf)