AirAsia Bakal Disuntik Pemerintah Malaysia Rp 3,5 T

AirAsia Bakal Disuntik Pemerintah Malaysia Rp 3,5 T

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 13 Okt 2020 17:02 WIB
AirAsia
Foto: Istimewa
Jakarta -

Pemerintah Malaysia sepakat memberi pinjaman 1 miliar ringgit atau US$ 242 juta setara Rp 3,5 triliun (kurs Rp 14.800) kepada AirAsia yang tengah berjuang menahan dampak pandemi virus Corona (COVID-19). Pinjaman tersebut akan diberikan oleh sekelompok bank lokal di bawah skema bantuan pemerintah untuk membantu maskapai itu menghadapi pandemi.

Adapun total pinjaman itu 80%-nya dijamin oleh Kementerian Keuangan Malaysia menurut sumber di kementerian dan maskapai yang mengetahui rencana tersebut.

"1 miliar ringgit dianggap sangat penting bagi AirAsia, untuk digunakan sebagai pembayaran utang jangka pendek dan mendanai modal kerja," kata salah satu sumber yang dekat dengan kementerian tersebut dikutip dari Nikkei Asia, Selasa (13/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pinjaman itu diharapkan dapat dicairkan mulai bulan depan. AirAsia juga akan memulai putaran PHK lainnya bulan depan. Seperti maskapai penerbangan di seluruh dunia, AirAsia juga begitu terpukul oleh pandemi virus Corona yang sangat membatasi perjalanan udara.

AirAsia yang dikendalikan oleh CEO Tony Fernandes telah memangkas lebih dari 10% tenaga kerjanya dan berencana untuk mengurangi armada pesawatnya untuk menekan pengeluaran perusahaan itu. Dalam sebuah wawancara dengan media pada bulan Juli lalu, Fernandes mengungkapkan bahwa maskapai perlu mengumpulkan 2 miliar ringgit dalam enam bulan ke depan untuk berada dalam posisi yang sangat nyaman.

ADVERTISEMENT

"Dengan 1 miliar ringgit, kami nyaman. Tapi jika kami bisa mengumpulkan 2 miliar ringgit, kami akan berada dalam posisi yang sangat nyaman," katanya.

Seorang sumber mengatakan, pemerintah awalnya menawarkan pinjaman 500 juta ringgit tetapi akhirnya sepakat mengabulkan permintaan pinjaman sebesar 1 miliar ringgit. Fernandes tidak menanggapi pertanyaan yang meminta komentar terkait hal itu.

AirAsia mengatakan belum ada yang bisa diumumkan saat ini dan menolak berkomentar. Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Kementerian Keuangan Malaysia mengatakan belum menyetujui pembiayaan atau jaminan pemerintah apa pun kepada maskapai mana pun. Saham AirAsia naik tajam dalam perdagangan pagi dan sore hari ini hingga lebih dari 3% lebih tinggi.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Pinjaman ke AirAsia akan dicairkan oleh lembaga keuangan lokal di bawah Skema Jaminan Prihatin Danajamin 50 miliar, yang dioperasikan oleh Danajamin Nasional - penjamin keuangan milik negara.

Skema tersebut diperkenalkan oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk memberikan bantuan keuangan kepada perusahaan yang terkena pandemi virus Corona. Jaminan pemerintah berlaku untuk lima tahun pertama masa pembiayaan.

Laporan media lokal mengutip Fernandes pada Jumat lalu yang mengatakan bahwa maskapai tersebut telah mem-PHK 2.400 karyawannya sejak Malaysia menerapkan lockdown pada Maret 2020 lalu. Sebelum pandemi, total tenaga kerja maskapai itu mencapai lebih dari 20.000.

Seorang sumber mengatakan gelombang PHK berikutnya bisa melibatkan lebih dari 400 karyawan, serupa dengan putaran terakhir pengurangan karyawan yang berakhir pekan lalu.

"Putaran terakhir adalah awak kabin dan pilot. Kali ini akan melibatkan semua divisi," kata salah satu sumber.

AirAsia juga sedang berdiskusi dengan Airbus untuk mengurangi pesanan pesawat berbadan sempit A320 dan A321 serta A330 berbadan lebar. AirAsia ingin memangkas armada menjadi 180 pesawat pada akhir 2021 dibandingkan dengan 245 sekarang.

Selama enam bulan pertama tahun ini, AirAsia melaporkan rugi bersih 1,8 miliar ringgit terhadap laba bersih 111,78 juta ringgit pada periode yang sama tahun 2019.

Pendapatan AirAsia juga turun lebih dari setengah menjadi 2,43 miliar ringgit dari sebelumnya 5,65 miliar ringgit. Senin lalu, maskapai juga mengumumkan penghentian AirAsia Jepang setelah tiga tahun beroperasi.


Hide Ads