Beda Prediksi Nasib Ekonomi RI Versi IMF dan Pemerintah

Beda Prediksi Nasib Ekonomi RI Versi IMF dan Pemerintah

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 15 Okt 2020 06:04 WIB
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2018 tumbuh 5,2%. Pertumbuhan itu didukung dengan capaian penerimaan pajak maupun nonpajak.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy

Dia mengungkapkan pertumbuhan antarkuartal yakni di akhir 2019 telah mengalami kontraksi sebesar -0,21%, kontraksi kedua di kuartal I-2020 -1,55%.

"Sehingga kontraksi ketiga kuartal II-2020 ini dapat dipandang sebagai konfirmasi bahwa Indonesia memang berada di zona resesi sejak semester I tahun ini," jelas dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adrian mengungkapkan lemahnya momentum ekonomi Indonesia akan berlanjut hingga kuartal I-2021. Ini artinya diprediksi kontraksi ekonomi akan berlanjut pada kuartal IV-2020 sebesar -2,3%.

"Pertumbuhan ekonomi di seluruh tahun 2020 dengan demikian akan mencapai -2% yoy," katanya.

ADVERTISEMENT

"Selanjutnya jika terjadi kontraksi struktural berlanjut hingga kuartal I-2021 maka Indonesia akan berada dalam zona resesi yang lebih panjang dibanding episode krisis moneter tahun 1998," jelas dia.

Menurut dia, bergesernya garis trend growth Indonesia sebagai akibat dari resesi yang berkepanjangan saat ini diberi label extended U-shaped recovery akan membuat momentum pemulihan ekonomi di 2021 menjadi terbatas.

"Saya perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 hanya akan mencapai 3,8%," jelas dia.

Riset DBS Bank Indonesia menyebutkan jika telah dilakukan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi minus 1%.

Sejak pandemi COVID-19, konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2020 turun hingga 5,51%. Padahal, konsumsi rumah tangga merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Alhasil, pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama menurun menjadi minus 5,32%.

Untuk mengimbangi rendahnya konsumsi rumah tangga, pemerintah berupaya menggenjot belanja negara.


(kil/ara)

Hide Ads