Sayang Banget! Insentif Kartu Prakerja Rp 1 T Batal Cair

Sayang Banget! Insentif Kartu Prakerja Rp 1 T Batal Cair

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 15 Okt 2020 08:31 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Project Manager Office (PMO) atau Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja mencatat penerima dari gelombang 1-7 sebanyak 310.212 orang sudah dicabut kepesertaannya. Salah satu penyebabnya adalah para penerima ini tidak membelanjakan dana atau saldo untuk membeli paket pelatihan.

"Yang dicabut sejauh ini 310.212 orang," ungkap Direktur Eksekutif PMO Prakerja Denni Purbasari dalam seminar Kartu Prakerja untuk Akselerasi Inklusi Keuangan yang disiarkan virtual, Rabu (14/10/2020).

Denni menuturkan, ada potensi sebagian dari penerima yang dicabut itu bisa dipulihkan untuk menjadi peserta lagi di gelombang ke-11 Kartu Prakerja, hanya saja pihaknya masih menunggu keputusan Komite Cipta Kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dari pelaksana menunggu arahan dari komite berapa banyak dari 310.212 orang ini yang akan dipulihkan dan menjadi peserta Kartu Prakerja di gelombang 11. Jadi kami masih menunggu keputusan," kata Denni.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Pelaksana Komite Cipta Kerja Rudy Salahuddin mengatakan, dari kepesertaan yang dicabut itu, pihaknya langsung mengembalikan dana insentif yang dicairkan ke kas negara.

ADVERTISEMENT

Setiap penerima Kartu Prakerja mendapat total dana Rp 3.550.000. Rinciannya, sebesar Rp 1.000.000 untuk biaya pelatihan, lalu insentif Rp 2.400.000 atau Rp 600.000 per bulan diberikan selama 4 bulan, dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 150.000.

Menurut perhitungan detikcom, jika terdapat 310.212 penerima yang dicabut kepesertaannya, maka ada Rp 1,1 triliun dana insentif yang gagal cair dan dikembalikan ke kas negara.

"Kita juga masih ada yang dicabut kepesertaannya. Dan itu sudah dikembalikan ke Kementerian Keuangan anggarannya," jelas Rudy.

Sementara itu, PMO mencatat hingga gelombang ke-10 sudah Rp 3,97 triliun insentif yang disalurkan kepada 4,55 juta penerima Kartu Prakerja.

Rudy Salahuddin mengatakan, kemungkinan pendaftaran gelombang ke-11 dibuka sebelum akhir Oktober ini.

"Intinya kita terbuka dan siap apabila kita diminta untuk membuka gelombang ke-11, kita harus segera mengerjakan, tapi mungkin sebelum akhir bulan Oktober ini kita harus segera menyelenggarakan untuk pembukaan gelombang ke-11," ungkapnya.

Hingga gelombang ke-10, PMO mencatat sebanyak 5,59 juta masyarakat sudah lolos menjadi penerima program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut. Lalu, sebanyak 5,19 juta penerima sudah membeli pelatihan, dan 4,77 juta penerima sudah menyelesaikan setidaknya 1 pelatihan.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Diklaim Tepat Sasaran

Denni menegaskan, program 'Kartu Sakti' Jokowi itu sudah tepat sasaran. Dalam hal ini, ia ingin menjawab banyak keraguan yang menilai Kartu Prakerja tak tepat sasaran.

"Peserta, banyak yang ragu ini pesertanya tepat atau tidak. Bapak-ibu sekalian, kami bisa sampaikan secara umum bahwa peserta program Kartu Prakerja tepat sasaran," tegas Denni.

Adapun hal itu ia buktikan dengan hasil evaluasi dari survei yang diisi oleh 1,2 juta penerima Kartu Prakerja. Survei itu dilakukan pada periode 5 Agustus sampai 26 September 2020. Menurut Denni, 79% dari penerima yang sudah mengisi survei berusia 18-35 tahun. Sementara, penerima yang berusia 55 tahun ke atas hanya sekitar 2%.

Hasil evaluasi survei itu juga menunjukkan, 87% penerima adalah pengangguran. Sementara, sisanya yang masih bekerja, 81% bekerja di sektor informal dengan pendapatan rata-rata Rp 1,3 juta per bulan.

"Sehingga insentif Rp 600 ribu/bulan itu bisa membantu almost 50% dari spending per bulan. Kemudian 79% punya tanggungan, jadi tidak sepenuhnya single. Artinya apa? Ketika kita membantu orang ini, sebenarnya dia membantu juga keluarganya," papar Denni.

Lebih lanjut, ia juga menegaskan pelatihan yang tersedia bermanfaat bagi penerima. Pasalnya, hasil survei menunjukkan 73% penerima belum pernah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Terakhir, mengenai dampak pelatihan Kartu Prakerja, Denni mengatakan 11% penerima sudah bekerja dari yang semua menganggur.

"Kemudian 47% yang semula bekerja, tetap bekerja. Jadi Kartu Prakerja membantu mempertahankan status bekerja, dan membantu mengurangi pengangguran," tutup dia.


Hide Ads