Usia 16-24 Tahun Paling Banyak Dihantam PHK saat Pandemi

Usia 16-24 Tahun Paling Banyak Dihantam PHK saat Pandemi

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 16 Okt 2020 10:54 WIB
Aturan Pesangon PHK di Omnibus Law Cipta Kerja
Foto: Aturan Pesangon PHK di Omnibus Law Cipta Kerja (Mindra Purnomo/tim infografis detikcom)
Jakarta -

Pandemi COVID-19 telah membuat puluhan juta orang terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK), terutama di Amerika Serikat (AS). Analis berpendapat pekerja yang lebih banyak terkena PHK yakni pekerja generasi Z (gen Z) yang berusia 16 hingga 24 tahun.

Dikutip dari CNBC, Jumat (16/10/2020) Economic Policy Institute mengatakan gen Z dominan memiliki pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dari rumah dan bekerja di industri yang rentan terkena dampak pandemi COVID-19.

"Jutaan pekerja telah kehilangan pekerjaan tetapi dampak ekonomi pada pekerja muda bahkan lebih intens," kata Ekonom Senior EPI Elise Gould.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan sebelum pandemi, gen Z memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi dari rata-rata 8,4% pada April, Mei, dan Juni 2019. Kini melonjak menjadi 24,4%, sementara tingkat pengangguran pekerja usia 25 tahun ke atas hanya 2,8% sebelum pandemi dan naik menjadi 11,3% selama April, Mei dan Juni 2020.

Pada gen Z, pekerja Asia, Kulit Hitam, dan Hispanik memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi daripada pekerja kulit putih.

ADVERTISEMENT

Penelitian EPI mengungkap pengangguran pada gen Z disebabkan dominan dari mereka bekerja di industri yang kini terdampak paling parah oleh pandemi COVID-19. Sekitar seperempat pekerja gen Z dipekerjakan di bidang rekreasi dan perhotelan, dan 18,9% memiliki pekerjaan di bidang.

Sedangkan yang didapat dari laporan EPI sektor perhotelan mengalami penurunan pekerja hingga 41% dan ritel pengelami penurunan 12,8%.

Alasan lain mengapa gen Z lebih rentan menjadi pengangguran saat ini karena pekerjaan mereka yang tidak memungkinkan untuk di kerjakan di rumah. Hanya 6,7% pekerja gen Z yang melaporkan dapat melakukan WFH, dibandingkan dengan sekitar sepertiga dari karyawan 25 hingga 64.

Para peneliti memperkirakan efek pandemi COVID-19 pada gen Z akan tetap ada. Jika resesi saat ini seperti resesi hebat 2008, pekerja usia muda akan terus rentan menjadi pengangguran, terutama jika perusahaan akan lebih memilih pekerja yang lebih berpengalaman.

Selain itu, sejauh ini banyak pekerja yang lebih muda tidak dapat bantuan pemerintah AS. Karena banyak dari mereka masih kuliah dan masih terdaftar sebagai tanggungan pajak orang tua, mereka tidak memenuhi syarat untuk pembayaran stimulus US$ 1.200 awal tahun ini. Orang tua mereka mungkin tidak menerima pembayaran tanggungan tambahan sebesar US$ 500 karena batas usia adalah 17 tahun.

Meskipun Gen Z sangat rentan selama penurunan ini, mereka juga berpotensi untuk mendapatkan keuntungan besar jika ekonomi dan pasar kerja dapat dengan cepat kembali ke tingkat normal.

(fdl/fdl)

Hide Ads