PT Graha Layar Prima Tbk (CGV Cinemas) telah mendapat izin beroperasi di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta. Kapasitas kursi yang dibuka hanya 25% dari masing-masing teater. Bagaimana dengan bioskop lainnya?
Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) mengumumkan, perusahaan bioskop lainnya yang beroperasi kembali adalah Cinepolis Cinemas. Sementara untuk Cineplex 21 Grup atau yang dikenal dengan XXI belum bisa beroperasi.
"XXI belum buka karena nggak punya film. Karena film nasional kita dan dari Amerika itu belum berani masuk bioskop kalau kapasitasnya 25%," kat Ketua GPBSI Djonny Syafruddin saat dihubungi detikcom, Kamis (22/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djonny menceritakan pihak XXI baru berani beroperasi kembali jika pemerintah di DKI Jakarta memberlakukan kapasitas penonton hingga 50%. Hal ini juga yang menjadi syarat dari pemasok film nasional dan film mancanegara.
Sikap CGV yang tetap beroperasi, dikatakan Djonny karena pasokan filmnya berasal dari negeri K-pop atau buah kerja sama yang selama ini terjalin.
"Jadi kuncinya di film. Jadi harus ada longterm ke depan," jelasnya.
Dia menjamin, jika pemerintah memberlakukan kapasitas pengunjung minimal 50% dari masing-masing teater maka perusahaan bioskop bisa mengoperasikan diseluruh wilayah Indonesia.
"Kalau dia pasok 50% nanti kita distribusikan ke seluruh Indonesia dan mainnya bareng. Itu yang disukai masyarakat anak muda," ungkapnya.
Berdasarkan data GPBSI, jumlah pengoperasian XXI grup ada di 218 gedung dengan 1.182 layar. Sementara CGV ada di 68 gedung dengan 397 layar.
Cinepolis ada di 62 gedung dengan 308 layar, dan perusahaan bioskop lainnya termasuk yang independen ada di 37 gedung dengan jumlah layar sekitar 80-100.
"Jumlah bioskop kita itu di 32 provinsi, yang belum ada itu di Aceh dan Kalimantan Utara," katanya.
(hek/zlf)