Prabowo: Banyak Lahan Pertanian Menjadi Real Estate

Prabowo: Banyak Lahan Pertanian Menjadi Real Estate

Jauh Hari Wawan - detikFinance
Jumat, 23 Okt 2020 15:41 WIB
Prabowo akan bertemu pejabat AS di Pentagon, kelompok hak asasi protes dan sebut dugaan keterlibatan langsung menteri pertahanan Indonesia dalam pelanggaran HAM
Foto: BBC World
Yogyakarta -

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyoroti maraknya alih fungsi lahan. Hal itu ia sampaikan saat memberikan pidato dalam Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-57 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang disiarkan secara daring, Jumat (23/10/2020).

Ia mengingatkan, perang ke depan adalah perang pangan seperti yang terjadi pada masa kolonialisme bangsa Eropa. Itulah yang membuatnya khawatir.

"Meskipun saat ini kita memang tidak dalam suasana perang, namun banyak ahli yang memprediksi bahwa perang masa depan itu adalah perang pangan," kata Prabowo dalam pidatonya yang disampaikan secara daring, Jumat (23/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekhawatiran soal perang pangan semakin beralasan kalau mencermati perkembangan dan dinamika lingkungan strategis global, regional dan nasional.

"Misalnya jumlah pertumbuhan penduduk semakin meningkat. Sementara lahan pertanian malah menyusut karena masifnya alih fungsi lahan," katanya.

ADVERTISEMENT

Prabowo juga mempertanyakan dengan maraknya alih fungsi lahan apakah bisa menjamin ketersediaan pangan untuk masyarakat.

"Begitu banyak lahan untuk pertanian berolah menjadi real estate. Pertanyaannya adalah apakah kita bisa makan semen, apakah kita bisa makan beton? Untuk apa menara-menara apartemen real estate yang hebat-hebat kalau rakyat tidak bisa makan,"tegasnya.

Hal ini, menurutnya, semakin mempertegas tesis Robert Malthus bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Karena penduduk, menurutnya, tumbuh seperti "deret ukur". Sedangkan persediaan makanan bertambah seperti "deret hitung".

"Dengan demikian, seperti saya sampaikan sebelumnya bahwa ketahanan pangan, kemandirian pangan, terutama kedaulatan pangan (food sovereignty) harus menjadi tekad bersama untuk mewujudkannya," pungkasnya.

(hns/hns)

Hide Ads