Apa Kabar Proyek Kebun Singkong Prabowo di Kalteng?

Apa Kabar Proyek Kebun Singkong Prabowo di Kalteng?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 23 Okt 2020 13:42 WIB
Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto berbincang di proyek lumbung pangan di Kalteng
Foto: Laily Rachev-Biro Pers Setpres
Jakarta -

Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan ikut menggarap proyek lumbung pangan alias food estate di Kalimantan Tengah. Kemhan akan fokus untuk menggarap kebun singkong.

Namun, hingga kini, menurut Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono, pihaknya masih memproses lahan yang akan digarap. Hingga kini dia mengaku pihaknya belum bisa bekerja karena belum ada lahan yang siap digarap.

"Kalau lahannya ada, kita tinggal jalan, masalahnya ini kan lahannya belum ada. Masih diproses. Kalau ada lahannya mah dari kemarin juga bisa saja kita mulai," ungkap Trenggono dalam sesi wawancara khusus bersama detikcom, Rabu (21/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya pihaknya sudah siap menggarap food estate singkong, hanya saja lahannya belum ada. Saat ini pihaknya masih menunggu koordinasi dari beberapa pihak, salah satunya pemerintah daerah untuk memetakan daerah mana yang lahannya bisa digarap.

Trenggono mengatakan target besarnya bisa menanam singkong di 1 juta hektare. Namun, dia enggan menyebut target waktu pelaksanaannya sampai kapan. Trenggono sedikit pesimistis karena pengadaan lahannya cukup sulit.

ADVERTISEMENT

"Kalau bicara target, kita pengin 1 jutaan hektare, nggak bisa tapi kita targetkan tahun. Lahannya aja ini susah, ini saja sudah 6 bulan ini lahannya belum dapat-dapat. Kapan atau di tahun berapa sampainya ya wallahualam, kalau bisa sampai 2-3 tahun ya alhamdulillah," ungkap Trenggono.

Trenggono mengatakan dalam proyek lumbung pangan pihaknya ingin membangun ketahanan cadangan pangan. Dia mengatakan singkong dipilih karena menjadi alternatif dari padi, dan bisa digunakan sebagai cadangan pangan. Terlebih lagi untuk menanam padi, upaya yang dibutuhkan juga besar.

"Banyak komoditi lain belum disentuh, kalau semua padi butuh effort besar, karena dia butuh bendungan, irigasi, jenis tanahnya khusus. Sementara yang lain alternatifnya banyak, yang semuanya tanaman utama belum tersentuh. Nah itu lah yang penting buat cadangan," kata Trenggono.

"Makanya kita ambil yang paling efisien yang paling mudah, tapi penting. Apa itu? Ya singkong, kita fokusnya ke situ," ungkapnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Dia mengungkapkan singkong bisa diolah jadi tepung, dari situ banyak olahan turunan lainnya yang bisa menjadi cadangan pangan seperti mi sampai roti.

"Nah kenapa singkong? Karena kita bisa modifikasi jadi turunan tepung. Turunannya itu bisa dibikin mie, roti, dan sebagainya," ungkap Trenggono.

Di sisi lain, dengan mengolah singkong menjadi tepung, dapat menekan impor tepung. Menurut Trenggono impor tepung bisa mencapai Rp 45 triliun tiap tahunnya.

"Apalagi gini, impor tepung kita itu US$ 3 miliar setahun, Rp 45 triliunan. Nah itu yang nikmati siapa? Produsen gandum. Kan asing semua itu gandum, karena nggak tumbuh di Indonesia. Nah gantinya ini tepung umbi-umbian, supaya kita juga bisa tekan impor," urai Trenggono.

Menhan Prabowo Subianto mengatakan rencananya di tahun 2021 ada 30 ribu hektare food estate singkong yang dibangun. Luasnya direncanakan meningkat hingga 1,4 juta hektare di tahun 2025.

"Saya hanya jelaskan sedikit tentang rencana ke depan singkong, ya kita mulai di Kalimantan Tengah. Kita akan mulai 2021 30 ribu hektare dan selanjutnya sampai 2025 meningkat terus sasaran kita akhirnya adalah sampai 1,4 juta hektare di akhir 2025," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/9/2020).


Hide Ads