Konsumsi Dunia Diprediksi Naik 5%, Produksi Kopi Nasional Digenjot

Konsumsi Dunia Diprediksi Naik 5%, Produksi Kopi Nasional Digenjot

Angga Laraspati - detikFinance
Minggu, 25 Okt 2020 20:06 WIB
petani kopi
Foto: shutterstock
Jakarta -

Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Tri Joko Santoso mengatakan saat ini konsumsi kopi di dunia mulai meningkat. Bahkan konsumsi kopi dunia dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan akan naik 2-5%.

Joko menimpalkan karena konsumsi yang meningkat tersebut, maka di tingkat global akan terjadi defisit kopi. Hal tersebut terjadi karena budidaya kopi di tingkat petani atau korporasi banyak mengalami tantangan saat ini.

"Salah satunya adalah perubahan iklim yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan budidaya kopi. Terjadinya iklim yang ekstrim akan memicu peningkatan serangan hama dan penyakit. Saat ini yang iklimnya cenderung hangat akan memicu serangan hama dan penyakit lebih kondusif," kata Joko dalam keterangan tertulis, Jumat (23/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Joko mengungkapkan walau di Indonesia banyak petani kopi khususnya di Jawa, Sumatera dan Indonesia Timur, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para petani. Seperti di Sumatera, sejumlah lahan kopi yang beralih fungsi menjadi lahan sawit.

"Selain luas lahan terus berkurang, banyak tanaman kopi yang sudah tua sehingga produktivitasnya rendah. Petaninya pun sudah berumur, sehingga harus mendorong petani milenial terjun di agribisnis ini," tutur Joko.

ADVERTISEMENT

Joko melanjutkan karena banyak tanaman kopi yang sudah tua peremajaan kopi yang membutuhkan bibit unggul diperlukan walaupun biaya yang tak dibutuhkan tak sedikit. Menurutnya, pengelolaan budidaya kopi ke depan harus lebih inovatif dengan mengembangkan korporasi dari hulu hingga hilir.

" Selain inovatif, diperlukan budidaya kopi yang berkelanjutan," ujarnya.

Joko juga melihat agribisnis kopi masih punya potensi yang menguntungkan dan pasarnya pun main terbuka. Menurut Joko, penikmat kopi saat ini sudah bergeser, artinya kopi tak hanya dinikmati orang tua, tetapi juga anak-anak milenial yang mulai meminati kopi.

"Anak-anak muda banyak yang terjun membuka atau kedai kopi kurun tiga tahun terakhir. Bahkan, di masa pandemi COVID-19, kedai-kedai kopi yang dikelola anak-anak muda makin menggeliat," ujarnya.

Sementara itu, Dirjen Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono mengatakan komoditas kopi menjadi salah satu dari tujuh komoditas perkebunan yang akan ditingkatkan produksi dan produktivitasnya sepanjang tahun 2020. Karena itu, Ditjen Perkebunan Kementan selalu mendorong petani dan kelompok tani menjaga konsistensi kualitas produk kopi yang dikembangkannya.

"Kami juga berharap perlu penekanan pada prinsip budidaya kopi keberlanjutan lingkungan dalam penanaman sampai panen kopi, dan pasca panen," kata Kasdi.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dedi Junaedi. Menurut Dedi, di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang defisit 5,32%, sub sektor perkebunan tumbuh positif dan menjadi jaminan pemulihan ekonomi nasional dari sektor pertanian. Tercatat PDB sektor pertanian tumbuh 16,24% pada triwulan II tahun 2020.

"Dari sisi volume ekspor kopi saat ini mengalami peningkatan sebesar 12% jika dibandingkan triwulan II tahun 2019. Ini menjadi angin segar bagi pengembangan komoditas perkebunan Indonesia, khususnya kopi," pungkas Dedi.

(ega/ara)

Hide Ads