Realisasi Investasi Quartal III Tembus Rp 209 T, Pengusaha Bilang Ini

Realisasi Investasi Quartal III Tembus Rp 209 T, Pengusaha Bilang Ini

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 27 Okt 2020 17:30 WIB
Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang negatif terhadap realisasi investasi di Indonesia.
Foto: Wakil Ketua Umum BPP HIPMI Eka Sastra (istimewa/HIPMI)
Jakarta -

Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Eka Sastra mengapresiasi kinerja pemerintah dalam hal ini Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia. BKPM mampu melampaui realisasi investasi.

"HIPMI mengapresiasi kinerja pemerintah. Walaupun situasi pandemi COVID-19, investasi tumbuh positif," ujar Eka, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (26/10/2020).

Selain investasi tumbuh, lanjut Eka, Penanaman Modal Asing (PMA) semakin meningkat. Luar Jawa semakin meningkat investasinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya, ada penyebaran investasi. Penyerapan tenaga kerja bagus dan target akan tercapai di tahun 2020 ini," ucapnya.

Diketahui, BKPM mencatat realisasi investasi sepanjang kuartal III-2020 mencapai Rp 209 triliun, atau naik sebanyak 8,9 persen secara Quarter over Quarter (QoQ). Realisasi investasi tersebut secara Year on Year (yoy) bertumbuh 1,6 persen jika dibandingkan periode yang sama pada triwulan III 2019 dengan angka investasi sebesar Rp 205,7 triliun.

ADVERTISEMENT

Realisasi investasi pada triwulan III 2020 lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp 191,9 triliun. Di kuartal III ini, investasi Indonesia sebesar Rp 209 triliun atau 74,8 persen dari total target investasi 2020 Rp 817,2 triliun.

BKPM mencatat, kenaikan itu ditopang oleh realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) kuartal III 2020 sebanyak Rp 102,9 triliun, atau naik 2,1 persen dari Rp 100,7 triliun di triwulan III 2019 (yoy). Sedangkan, investasi PMA pada triwulan III 2020 tersebut naik 1,1 persen dibanding triwulan III 2019 yang sebesar Rp 105 triliun menjadi Rp 106,1 triliun.

BKPM juga mencatat lima sektor utama realisasi investasi pada triwulan III 2020 yakni sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebanyak Rp 32,1 triliun. Lalu, sektor industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya sebanyak Rp 24,6 triliun.

Kemudian, sektor listrik, gas dan air sebanyak Rp 24,4 triliun, sektor konstruksi sebanyak Rp 23,2 triliun, serta perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebanyak Rp 21,3 triliun.

Adapun berdasarkan sebarannya, realisasi investasi tertinggi di Jawa Barat sebesar Rp 28,4 triliun, DKI Jakarta sebesar Rp 22,3 triliun, Banten sebesar Rp 21,5 triliun, Jawa Timur sebesar Rp 15,5 triliun dan Riau sebesar Rp 13,0 triliun. Sementara lima negara asal investor utama sepanjang triwulan III yakni Singapura mencapai US$ 2,5 miliar, China mencapai US$ 1,1 miliar, Jepang mencapai US$ 0,9 miliar, Hong Kong US$ 0,7 miliar dan Belanda US$ 0,5 miliar.

Eka menambahkan, BKPM berkomitmen untuk investor yang hendak menanamkan dananya di Indonesia dengan jumlah yang besar kini wajib menggandeng UMKM. Syarat ini diberikan demi memajukan sektor UMKM di Indonesia dan komitmen BKPM ini disambut baik oleh HIPMI.

"Saya percaya rencana BKPM mendorong investasi masuk ke Indonesia. Sehingga, bisa menciptakan lapangan pekerjaan bisa optimal," ungkapnya.

Menurutnya, UMKM harus tetap hidup di tengah pandemi. Pasalnya, sektor itu yang akan mendorong perekonomian domestik usai dihantam COVID-19.

"Selain itu, HIPMI juga tidak mau pelaku usaha di daerah tidak bertambah. Dengan pola kolaborasi antara investor besar dan UMKM, maka akan tumbuh wirausaha baru di tiap daerah," tuturnya.

Ia menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal berada di rentang 3,5 persen-4 persen jika pemerintah bisa mengelola UMKM berkembang dengan baik. Artinya, kunci ekonomi domestik terletak pada UMKM.

"Kalau pemerintah fokus mengelola UMKM dengan baik, itu sama dengan pertumbuhan ekonomi minimal 3,5 persen-4 persen Insya Allah sudah dapat. Jika industri UMKM kuat, maka otomatis ekonomi domestik akan sejahtera. Pasalnya, kontribusi UMKM terhadap ekonomi nasional mencapai 60 persen. Selain itu, UMKM juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru di Indonesia," imbuhnya.

(dna/dna)

Hide Ads