Cuti bersama di masa pandemi tak menyurutkan masyarakat berwisata ke daerah-daerah. Industri pariwisata terutama hotel dan restoran ikut kebagian rezeki berkat pergerakan orang tersebut.
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Krishandi untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan biasanya para pelaku hotel dan restoran telah menambah jumlah karyawan.
"Walaupun selama pandemi ini ada pengurangan pegawai sampai 50%, tapi kalau dalam kondisi seperti ini ada DW (daily worker) yang sementara aja direkrut buat seminggu gitu," ungkap Krihandi kepada detikcom, Kamis (29/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mendapatkan karyawan tambahan tadi di masa pandemi seperti sekarang ini, sambung Krishandi bukanlah perkara yang sulit sebab karyawan tambahan tersebut kebanyakan merupakan mantan karyawan hotel atau restoran.
"Gampang kok dapatnya karena kan bagi mereka yang putus kerja tidak semudah itu mencari peluang baru," paparnya.
Sedikit berbeda dari Krishandi, Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) sekaligus Founder De Solo Boutique Hotel and Restaurant, Sudrajat punya pandangan berbeda. Beberapa hotel dan restoran lainnya paling hanya memaksimalkan karyawan yang ada dan secara ketat menerapkan protokol kesehatan.
"Beberapa restoran yang sudah paham protokol, pengunjung yang kebanyakan diminta tunggu dulu, tapi kadang ada customer yang maksa, satu dua pasti ada yang melanggar, tapi mudah-mudahan menyesuaikan protokolnya," kata Sudrajat.
Untuk menambah karyawan di tengah pandemi ini buat beberapa pengusaha hotel dan restoran bisa menjadi beban berat tersendiri, sehingga ada saja pengusaha yang memilih tidak buka sama sekali sampai kondisi benar-benar kembali normal seperti sebelum pandemi.
"Meskipun liburan begini banyak juga hotel restoran yang milih tetap tutup karena kan kalau buka harus rekrut karyawan lagi terus gaji karyawan juga kalau cuma 3 hari kan juga susah," paparnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.