Raksasa produk fesyen mewah asal Perancis, Louis Vuitton (LVMH) akhirnya akan mengakuisisi perusahaan perhiasan asal Amerika Serikat (AS) Tiffany & Co dengan harga US$ 425 juta setara Rp 6 triliun (kurs Rp 14.800). Sebelumnya kesepakatan itu mandek karena perselisihan kedua perusahaan.
Dikutip dari BBC, Jumat (30/10/2020) perselisihan itu dipicu oleh LVMH yang menilai Tiffany bukan lagi bisnis yang akan dibeli pada November 2019. Tiffany kemudian menggugat raksasa barang-barang mewah itu untuk mencoba memaksakan kesepakatan.
Ketika perusahaan memulai lagi kesepkatan lagi, tetapi mengalami masalah bulan lalu ketika pemilik Louis Vuitton LVMH mengatakan tidak dapat lagi menyelesaikan transaksi pada batas waktu 24 November 2020 dan tidak akan membeli Tiffany.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Tiffany menuntut LVMH dengan mengatakan perusahaan mewah itu bukan perusahaan yang bersih. Sebagai balasannya, LVMH menggugat balik, dengan mengatakan Tiffany memiliki kinerja suram selama pandemi COVID-19 dan beralasan bahwa pemerintah Prancis meminta kesepakatan itu ditunda karena ancaman tarif baru AS pada produk Prancis.
Meski sempat saling menggugat akhirnya kedua perusahaan itu mencapai titik damai pada Kamis kemarin dan mencapai kesepakatan. Ketua Tiffany, Roger N. Farah mengatakan demi kepentingan bersama maka kesepakatan akan ditetapkan.
Kepala eksekutif LVMH Bernard Arnault meyakini bahwa Tiffany memiliki potensi menjadi merek yang hebat. Perusahaan juga yakin bahwa LVMH menjadi rumah yang tepat bagi Tiffany.