Kementan Dorong Kekuatan Ekspor Pertanian RI Lewat Gratieks

Kementan Dorong Kekuatan Ekspor Pertanian RI Lewat Gratieks

Faidah Umu Safuroh - detikFinance
Minggu, 01 Nov 2020 10:45 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo
Foto: Kementan
Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki program jangka panjang Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) sebagai pendobrak kerja dalam peningkatan ekspor Indonesia selama 4 tahun ke depan. Program ini juga biasa disebut sebagai gerakan pemersatu kekuatan seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir.

Menteri Pertanian SyahruI Yasin Limpo menyampaikan gerakan tersebut merupakan gerakan bersama untuk mengoptimalkan potensi pertanian Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri serta memenuhi pasar internasional. Di sisi lain, gerakan ini juga diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan secara luas di seluruh Indonesia.

"Saya menitipkan pesan kepada eksportir agar kalian membuka lapangan pekerjaan secara luas. Kami butuh tangan eksportir agar rakyat kita banyak yang kerja. Caranya tingkatkan ekspor kalian menjadi tiga kali lipat," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (1/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni lalu mengalami surplus sebesar US$ 1,27 miliar. Surplus ini terjadi karena nilai ekspor lebih besar dari impor. Adapun nilai ekspor secara keseluruhan pada bulan Juni 2020 mencapai US$ 12,03 milar. Sedangkan impor selama Juni sebesar US$ 10,76 miliar.

Mengenai hal ini, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menegaskan komoditas pertanian memiliki kontribusi besar dalam surplus neraca perdagangan Indonesia selama pandemi COVID-19. Menurutnya, surplus tahun ini bahkan merupakan yang tertinggi selama 5 tahun terakhir, mengalahkan surplus 2017 sebesar US$ 11,84 miliar.

ADVERTISEMENT

"Neraca dagang kita surplus sebesar US$ 13,5 miliar. Hasil ini lebih baik dari 2019 dalam periode sama yang mengalami defisit sebesar US$ 2,24 miliar. Komoditas pertanian menjadi penyumbang besar bagi neraca dagang kita selama pandemi," ujarnya.

Berdasarkan data ekspor kumulatif dari bulan Januari hingga September 2020, sektor pertanian meningkat sebesar 11,5$ jika dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama. Adapun produk ekspor yang meningkat di antaranya adalah buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran dan produk hewan.

"Hal ini memberikan sinyal optimisme bagi masyarakat dan pelaku pasar, bahwa perekonomian Indonesia sudah on track atau di jalurnya menuju ke arah yang lebih baik," katanya.

Bahkan, lanjut Agus, pihaknya mencatat masih adanya proses ekspor yang dilakukan secara intens oleh beberapa perusahaan daerah, khususnya untuk komoditas kopi, kapulaga, karet, hingga produk turunan kelapa sawit.

Baru-baru ini, Koperasi Baitul Qiradh Baburrayan sukses mengekspor kopi arabika Gayonya sebanyak 57,6 ton ke negara tujuan Amerika Serikat. Kopi tersebut diekspor dengan nilai Rp 4,2 miliar. Bukan hanya itu saja, produk pertanian lainya, yakni 104 ton kelapa parut asal Sulawesi Utara sukses menambah daftar ekspor Indonesia ke negara Brasil.

Oleh karena itu, Agus berharap ke depan Kementeriannya akan fokus meningkatkan lalu lintas ekspor pada hasil olahan makanan dan produk pertanian. Ia juga mengatakan kedua komoditas itu diyakini dapat menyumbang nilai ekspor tinggi di pasar internasional.

"UMKM memang produk yang potensial. Makanan olahan khususnya dan hasil pertanian, ini yang akan kita ekspor. Makanya, kita akan membuat pelatihan ekspor melalui metode daring untuk memaksimalkan ekspornya," tutupnya.




(akn/hns)

Hide Ads