Sejak ada pandemi virus Corona (COVID-19) masyarakat membatasi diri untuk bepergian, termasuk melakukan perjalanan dinas. Hal itu membuat biaya perjalanan dinas yang sebelumnya sudah dianggarkan, bisa dihemat hingga dalam jumlah besar.
Perusahaan e-commerce terbesar dunia, Amazon telah menghemat hampir US$ 1 miliar atau setara Rp 14,6 triliun (kurs Rp 14.600/US$) dari biaya perjalanan dinas karyawan tahun ini. Sebab, sejak pandemi virus Corona melanda membuat karyawan tidak boleh melakukan perjalanan dinas.
"Ada beberapa keuntungan yang terjadi sekarang. Amazon telah menghemat hampir US$ 1 miliar untuk biaya perjalanan dinas tahun ini karena pandemi virus Corona membuat karyawan tidak bisa naik pesawat. Perjalanan darat juga sangat terbatas," kata Chief Financial Officer (CFO) Amazon, Brian Olsavsky dikutip dari CNBC, Minggu (1/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Raksasa Migas Keok Dilibas Corona |
Olsavsky mengatakan tren pengurangan biaya perjalanan dinas kemungkinan akan berlanjut di masa mendatang, meskipun pandemi virus Corona sudah mereda. Selain penghematan dari biaya perjalanan dinas, dia juga mengungkap bahwa perusahaan menghemat sejumlah uang dari biaya pemasaran.
Di awal pandemi, perusahaan telah memberi tahu lebih dari 1 juta karyawannya untuk menghindari semua perjalanan yang tidak penting di Amerika Serikat (AS) dan luar negeri karena memperhatikan kesehatan dan keselamatan. Selain itu, banyak negara telah melarang atau membatasi warga AS untuk masuk, karena kasus virus Corona di AS yang terus meningkat.
Terlepas dari penghematan biaya perjalanan dinas dan pemasaran, Olsavsky menyebut biaya perusahaan meningkat pada kuartal III-2020. Biaya terkait untuk pencegahan dan penanganan virus Corona, melonjak jadi US$ 4 miliar dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya US$ 2,5 miliar.
Lonjakan biaya itu di antaranya untuk biaya tes COVID-19 pada setiap karyawan. Selain itu, pembatasan sosial juga membuat jadwal kerja karyawan Amazon harus diubah dan mempengaruhi produktivitas.
(zlf/zlf)