Pertumbuhan Ekonomi Diumumkan Siang Ini, Airlangga: Masih Negatif

Pertumbuhan Ekonomi Diumumkan Siang Ini, Airlangga: Masih Negatif

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 05 Nov 2020 09:35 WIB
Airlangga Hartarto
Foto: Screenshot/CNN Indonesia
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020. Pengumuman akan dilakukan pukul 11.00 WIB secara virtual.

Pengumuman ini akan menentukan nasib ekonomi Indonesia apakah masuk resesi atau tidak. Jika hasilnya negatif lagi, maka Indonesia resmi masuk daftar negara yang resesi akibat pandemi Corona (COVID-19). Tapi kalau positif, maka Indonesia terbebas dari resesi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 ini masih negatif. Dalam arti kata, Indonesia masuk jurang resesi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini agak siang nanti disampaikan hasil dari Q3, kita berharap Q3 akan lebih baik dari Q2 sehingga dari segi tren kita masuk dalam tren yang lebih positif walaupun nanti pertumbuhannya masih negatif," kata Airlangga dalam webinar bertajuk 'Transformasi Ekonomi: Momentum Menuju Indonesia Maju dan Unggul', Kamis (5/11/2020).

Sayangnya, Airlangga tidak menyebut berapa proyeksinya terkait pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 ini. Yang jelas, kata dia, kontraksi ekonomi yang dialami Indonesia relatif tidak sedalam seperti negara lain.

ADVERTISEMENT

"Di sisi ekonomi kontraksi yang terjadi di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan negara lain. Kalau kita lihat negara lain itu Malaysia minus 17%, Singapura minus 13%, Filipina minus 16%, bahkan India minus 23,9%. Sehingga di dalam chart ini kita lihat kita di atas berbagai negara, kalau kita lihat negara G20 itu kita nomor 3," ucapnya.

Dia juga menyebut tren ekonomi Indonesia sudah mulai pulih dari pandemi COVID-19 dilihat dari beberapa indikator. Salah satunya tercermin pada Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia yang sudah mulai kembali naik.

"Kondisi di Indonesia di mana PMI kita yang sempat 51 turun karena ada pengetatan kembali. Tapi ini trennya sudah naik menjadi 47,8, diharapkan bulan-bulan depan atau di Januari sudah kembali di level 50," tandasnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads