Pertama Kali Dalam 94 Tahun, Marks & Spencer Rugi!

Pertama Kali Dalam 94 Tahun, Marks & Spencer Rugi!

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 05 Nov 2020 15:36 WIB
Diskon Marks & Spencer
Foto: Rahmi Anjani
Jakarta -

Peritel asal Inggris Marks & Spencer membukukan kerugian pertamanya sejak 94 tahun. Hal itu disebabkan oleh rendahnya laju perdagangan akibat krisis pandemi COVID-19.

Dikutip dari BBC, Kamis (5/11/2020) dalam enam bulan hingga 26 September perusahaan mengalami kerugian hingga 87,6 juta pound sterling setara Rp 1,6 triliun (kurs Rp 18.800). Dibandingkan laba pada periode yang sama tahun lalu lebih tinggi yakni sebesar 158,8 juta poundsterling.

Terpukulnya pendapatan dan penjualan membuat M&S berencana memangkas 7.000 pekerjanya selama tiga bulan. Penjualan untuk periode enam bulan di seluruh unit turun 15,8% menjadi 4,09 miliar pound sterling. Sebagian besar penurunan dipengaruhi oleh penurunan penjualan pakaian dan rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus penjualan pakaian, permintaan rendah karena adanya lockdown dan orang selama di rumah lebih memilih menggunakan pakaian santai. Antara Juli dan September, penjualan pakaian di toko-toko di pusat kota turun 53%.

Analis ritel dan Kepala Eksekutif Agen Pemasaran Ritel Savvy, Catherine Shuttleworth mengatakan M&S telah menutup 600 tokonya selama lockdown, namun penjualan online dan penjualan online lebih kuat dari sebelumnya. Tapi itu sama sekali tidak menutupi jumlah kerugian penjualan yang telah mereka tanggung tahun ini.

ADVERTISEMENT

Dalam meningkatkan penghasilan, M&S melaporkan telah bekerja sama dengan supermarket online Ocado Retail. Sejak itu M&S mulai ke ranah pengiriman bahan makanan mulai September lalu. Sejak adanya kemitraan itu perusahaan melaporkan lonjakan penjualan 47,9% dan profitabilitas juga meningkat.

Kini M&S membuat lebih dari 750 lini baru termasuk di toko grosir dan perawatan rumah untuk memperluas daya tariknya pada platform Ocado.

Partner di Begbies Traynor Julie Palmer mengatakan bahwa M&S telah menuai hasil dari kemitraan yang sangat baik dengan Ocado. Bisnis makanan bisa mendapatkan keuntungan selama Inggris lockdown untuk kedua kalinya.

M&S juga mengatakan bisnis grosirnya telah berkinerja kuat selama setengah tahun, dengan penjualan naik 2,7% didukung pertumbuhan substansial dari toko Simply Food-nya. Palmer menambahkan M&S memiliki kesempatan untuk melangkah lebih jauh dan dapat bersaing di pasar ritel.

Saat ini bisa terlihat kerjasama M&S dengan Ocado telah terbayar, tetapi penjualan pakaian dan barang dagangan umum tetap lemah. Saham M&S naik lebih dari 4% pada awal perdagangan, menunjukkan bahwa investor dapat melihat perusahaan bisa lebih menguntungkan ke depannya.

Pembaruan M&S terus mendorong perusahaan lebih maju dengan strategi transformasinya. Hal itu diharapkan bisa mengeluarkan perusahaan dari krisis dan menjadi lebih kuat.



Simak Video "Video: Kasus Covid-19 Naik Lagi! Thailand Catat Ada 23 Ribu Kasus Baru"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads