Bank sentral Inggris, Bank of England (BoE) akan menyuntikkan 150 miliar poundsterling setara Rp 2.800 triliun (kurs Rp 18.800) untuk membantu pertumbuhan perekonomian. Sebab meningkatnya kasus COVID-19 diprediksi akan memperlambat laju perekonomian negara itu.
Dikutip dari BBC, Kamis (5/11/2020) selain itu, lockdown di Inggris yang berlaku mulai hari ini hingga Desember jauh lebih ketat dibandingkan lockdown sebelumnya. Perekonomian Inggris diprediksi akan makin menurun.
Meski mengharapkan negara bisa terhindari dari jurang resesi, BoE yakin angka pengangguran akan meningkat tajam. Sebab skema stimulus dari pemerintah Inggris telah berkurang. Bahkan pemerintah juga menahan suku bunga di rekor terendah 0,1%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BoE pun memprediksi ekonomi Inggris akan menyusut 2% dalam tiga bulan terakhir 2020. Bank juga tidak mengharapkan ekonomi Inggris kembali ke kondisi sebelum pandemi sampai tahun berikutnya.
Sedangkan pemerintah memperkirakan ekonomi Inggris akan menyusut 11% selama 2020. Pengangguran diperkirakan akan mencapai puncak di angka 7,75% pada pertengahan tahun depan, yang merupakan tingkat tertinggi sejak 2013.
(zlf/zlf)