Mohamed Hadid, ayah dari supermodel Gigi dan Bella Hadid, disebut hampir bangkrut. Hal ini diungkapkan Mohamed Hadid saat mengajukan penolakan untuk meruntuhkan properti mewahnya, Bel Air di California.
Hadid sendiri dikenal sebagai salah satu pengusaha pengembang properti mewah di Amerika Serikat. Dilansir detikcom dari Vanity Fair, Kamis (5/11/2020), Hadid pada bulan Juni lalu diperintahkan otoritas setempat untuk meruntuhkan properti mewah Bel Air senilai US$ 50 juta atau sekitar Rp 730 miliar (dalam kurs Rp 14.600).
Mahkamah Agung California menyebutkan properti itu dinilai berbahaya bagi lingkungan. Namun, Selasa kemarin Hadid mengatakan dirinya tak mampu untuk meruntuhkan properti tersebut, alasannya karena tak punya uang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan dirinya sulit membayar sekitar US$ 5 juta atau 73 miliar biaya untuk meruntuhkan properti mewahnya itu. Hadid mengklaim bahwa dia saat ini tidak memiliki dana dan akan menghadapi kesulitan keuangan yang serius jika dia kehilangan properti mewah tersebut.
Hadid sendiri tak mengajukan banding atas tiga tuduhan kriminal yang melibatkan konstruksi propertinya yang disebut ilegal. Dia menambahkan bahwa dia masih berhutang US$ 15 juta dalam putusan pengadilan terhadapnya.
Hadid juga mengatakan aset properti miliknya sudah dijual dan berkurang secara drastis. Kini dia mengaku hanya memiliki properti di kawasan desa peternakan yang sederhana karena keadaan keuangannya sekarang.
Dia juga melaporkan baru saja mengalami kerugian karena produk kacamata yang dia jual dengan anaknya dengan namanya sebagai merek gagal laku di pasar.
Sementara itu, Joe Horacek, pihak yang menggugat properti mewah milik Hadid menyebut Hadid berbohong. Cerita mengenai kondisi keuangan yang sulit disebut Horacek hanya karangan Hadid, hal itu dilakukan untuk mendapatkan simpati di pengadilan.
"Hadid adalah seorang terpidana kriminal. Ini bukan tentang etnis atau agama. Ini tentang tindakan kriminalnya," kata Horacek.
Sementara itu, bagi Hadid, gugatan Horacek dilakukan karena ada sentimen ras, bahkan agama. Menurutnya, gugatan itu bagaikan hukuman mati politik.
"Mereka rasis. Rasis mutlak. Ada sesuatu di luar kebiasaan yang telah terjadi di sini. Saya tahu itu 100%, dan saya ingin menulis tentang itu," kata Hadid.
(eds/eds)