Indonesia masuk jurang resesi setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II dan III tahun ini masing-masing -5,32% dan -3,49. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X berharap pembebasan tanah tol Yogyakarta-Solo segera terealisasi untuk meningkatkan perputaran uang.
Menurut Ngarsa Dalem, resesi bisa ditangani dengan meningkatkan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu dia meminta pemerintah segera membebaskan tanah tol dan masyarakat mendapat ganti rugi dan meningkatkan perputaran uang untuk kegiatan ekonomi.
"Ya semoga ada pembebasan tanah untuk tol dan sebagainya, harapan saya kalau bisa plus gitu, biarpun mungkin 1 persen," ujar Sultan saat ditemui wartawan di depan Gedhong Pracimasana, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Jumat (6/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49%. Itu berarti, Indonesia resesi
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekonomi Indonesia pada kuartal III ini minus 3,49% secara year on year dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
"Perekonomian Indonesia pada triwulan III-2020 year on year dibandingkan triwulan III-2019 mengalami kontraksi 3,49%," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11/2020).
Suhariyanto menambahkan jika dibandingkan dengan kuartal II-2020 maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 mengalami pertumbuhan 5,05%.
'Sehingga kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I- kuartal III masih alami kontraksi 2,03%," tuturnya.
Dengan kondisi ini, Indonesia resmi resesi. Indonesia resesi karena dua kali berturut-turut pertumbuhan ekonominya minus. Pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi RI juga minus 5,32%.
Baca juga: Sampai Kapan RI Terjebak di Jurang Resesi? |