Dia menjelaskan kenaikan jumlah pengguna didorong oleh beberapa faktor, yakni infrastruktur internet cepat atau broadband di Indonesia semakin merata dengan adanya Palapa Ring, transformasi digital semakin masif akibat pembelajaran online, dan kebijakan bekerja dari rumah (work form home) akibat pandemi COVID-10 sejak Maret lalu.
"Kenaikan itu juga didorong program-program APJII seperti Desa Internet Mandiri yang didukung oleh sekitar 500 anggota Asosiasi," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pulau Jawa masih yang terbesar dalam kenaikan jumlah pengguna internet tersebut, yakni 56,4%. Pengguna internet terbesar kedua berasal dari Pulau Sumatera dengan 22,1%. Disusul Pulau Sulawesi 7%, Kalimantan 6,3%, Bali-Nusa Tenggara 5,2%, dan Maluku-Papua 3%.
"Kontribusi pengguna yang tinggal di Pulau Jawa naik menjadi 56,4% dari 55,7% di tahun sebelumnya. Karena pembangunan infrastruktur internet di Jawa terus berkembang sehingga penggunanya juga bertumbuh," tambahnya.
Survei APJII juga menyasar internet di rumah. Hasilnya, yang berlangganan tetap di rumah masih rendah, hanya 14,5% dari total responden. Dari jumlah itu, 7% berlangganan internet via kabel dan 7,5% wireless.
Indihome dan Firstmedia menjadi operator internet favorit responden, disusul CBN dan Biznet. Rata-rata menginginkan kecepatan internet 10-20 Mbps. Sementara biaya pengeluaran internet rumah rata-rata Rp 300-400 ribu per bulan.
Simak Video "Tukar Tambah Online Lebih Mudah, Tinggal Duduk Manis di Rumah! "
[Gambas:Video 20detik]
(toy/zlf)