Tahun Depan Anggaran Negara Diramal Masih Defisit

Tahun Depan Anggaran Negara Diramal Masih Defisit

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 10 Nov 2020 15:52 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Pemerintah menyebut tahun depan masih akan terjadi defisit anggaran. Hal ini karena penerimaan negara disebut masih lebih rendah dibandingkan belanja.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tahun 2021 mendatang defisit anggaran bisa mencapai 5,5% dari produksi domestik bruto (PDB). Angka ini lebih rendah dibandingkan defisit tahun ini sebesar 6,3%. Memang, defisit ini karena untuk menangani pandemi COVID-19 yang masih terjadi di Indonesia.

"APBN menjadi sangat penting untuk menghadapi COVID-19 ini. Indonesia sama dengan semua negara dalam melakukan countercyclical dari kebijakan fiskal, defisit APBN meningkat. Sekarang diprakirakan 6,3% dan tahun depan 5,5%," kata dia dalam acara CNBC Indonesia, Selasa (10/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani mengungkapkan angka defisit ini masih lebih baik dibandingkan negara lainnya. Pasalnya ada negara yang defisitnya lebih dari 10%.

Angka defisit ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) nomor 1 tahun 2020 yang saat ini sudah menjadi UU nomor 2 tahun 2020.

ADVERTISEMENT

Kemudian dalam APBN 2021, pemerintah sudah menetapkan defisit sebesar 5,7% atau Rp 1.006,4 triliun. Defisit ini lebih lebar 0,2% dari sebelumnya 5,5%. Kemudian penerimaan negara turun Rp 32,7 triliun menjadi Rp 1.743,6 triliun dari sebelumnya Rp 1.776,4 triliun.

(fdl/fdl)

Hide Ads