Biden Menang Pilpres, Bagaimana Nasib Perdagangan RI-AS?

Biden Menang Pilpres, Bagaimana Nasib Perdagangan RI-AS?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 10 Nov 2020 14:45 WIB
Ucapan selamat dari para pemimpin dunia untuk Joe Biden-Kamala Harris; Rusia, China dan Turki absen
Foto: BBC World
Jakarta -

Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dari Partai Demokrat berhasil mengalahkan Donald Trump dalam hasil perhitungan suara di pemilihan presiden atau Pilpres AS 2020. Menurut data The Associated Press (AP), Biden unggul menang dengan 290 electoral votes.

Biden yang datang dari Partai Demokrat punya visi dan misi besar dalam hal energi bersih. Dilansir dari situs resmi JoeBiden.com, Selasa (10/11/2020), ia punya program energi bersih untuk perekonomian dan zero emission atau emisi nol di AS selambat-lambatnya pada 2050.

Visi-misinya itu memang tercermin dengan sikap dari Partai Demokrat yang menjunjung energi bersih, serta hak asasi manusia (HAM). Bahkan, ekonom senior Faisal Basri juga memandang demikian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini dikhawatirkan berdampak pada perdagangan Indonesia-AS, di mana isu energi bersih masih pada titik perjuangan awal di Indonesia. Meski begitu, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menegaskan, saat ini iklim di dunia usaha sedang berupaya mengarah ke energi bersih.

Ia mengaku, pemerintah sudah memberikan sosialisasi terkait energi bersih dan keberlangsungan lingkungan pada pelaku usaha, khususnya di sektor kelapa sawit yang jadi sorotan dunia.

ADVERTISEMENT

"Saya rasa ini kita juga arahnya ke green sustainable. Semuanya ini memang kita sedang sosialisasikan. Dan sawit juga kita sosialisasikan bahwa ini green sustainable. Jadi ini sudah disosialisasikan bagaimana para pelaku usaha juga sudah melihat ke sana," ungkap Agus usai membuka Trade Expo Indonesia (TEI) 2020 yang disiarkan virtual.

Agus menegaskan, pihaknya memandang positif kemenangan Biden ini. Ia masih meyakini peluang positif pada ekspor Indonesia ke AS.

"Dalam hal ini kita lihat semuanya sebagai sinyal positif. Yang penting politik stabil di luar, sehingga negara-negara tujuan ekspor kita juga positif. Kalau secara ini semua, selalu ada positifnya, yang kita ambil positifnya saja," tegasnya.

Sebelumnya, Faisal Basri menilai Joe Biden dari Partai Demokrat diprediksi akan lebih sedikit menguntungkan Indonesia dibandingkan Donald Trump. Pasalnya, Partai Demokrat dilihat akan memiliki banyak agenda yang hanya mengutamakan penekanan defisit anggaran.

"Nah kalau Partai Demokrat itu cenderung akan menahan defisit, menurunkan defisit, akan menaikkan pajak untuk orang kaya. Nah itu bagus untuk ekonomi AS, artinya strengthening dolar AS karena defisitnya turun. Nah akibatnya apa? Rupiahnya melemah. Jadi faktor eksternalnya yang bersifat eksogen dari Amerika, very unfortunate. Ingat nggak waktu Pak Harto jatuh? Presidennya demokrat," ungkap Faisal dalam webinar DPP PAN, Rabu (4/11/2020).

Selain itu, menurut Faisal Partai Demokrat akan lebih ketat dalam memberikan insentif atau menjalin kerja sama dengan negara lain, misalnya Indonesia. "Partai Demokrat kalau mau ngasih banyak banget syaratnya, human rights, harus dimasukkan, yang begitu-begitu," pungkasnya.


Hide Ads