3 Dampak Boikot Produk Prancis Dibongkar Dubes

3 Dampak Boikot Produk Prancis Dibongkar Dubes

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Selasa, 10 Nov 2020 20:00 WIB
Sebuah minimarket di Jakarta menarik produk buatan prancis dari daftar jual. Hal itu dilakukan sebagai buntut kekecewaan atas pernyataan Presiden Prancis.
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Seruan boikot produk Prancis menggema di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Aksi ini terdampak pada sejumlah ritel bahkan ada yang terpaksa menurunkan produk Prancis dari rak.

Seruan boikot produk Prancis dipicu pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait Islam. Mengutip laman resmi Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, dijelaskan bahwa macron menyampaikan pesan untuk memerangi terorisme dalam bentuk islam radikal.

Berikut fakta-faktanya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Boikot Rugikan Indonesia

Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard menjelaskan dampak boikot produk Prancis yang di Indonesia. Ia mengatakan dampak dari boikot produk Prancis tidak hanya berdampak bagi negaranya, juga Indonesia.

"Boikot bisa merugikan ekonomi Prancis tentu saja, tapi boikot juga merugikan Indonesia" tutur Olivier di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (9/11/2020).

ADVERTISEMENT

2. 50 Ribu Orang RI Terdampak

Ada 50 ribu orang yang bekerja di perusahaan Prancis di Indonesia. Ada banyak orang yang terdampak jika aksi boikot terus dilakukan.

"Ada banyak orang Indonesia yang terdampak dengan aksi boikot ini," tambahnya.

Olivier mengatakan ada lebih dari 200 perusahaan Prancis yang ada di Indonesia. Sebanyak 200 perusahaan itu terdiri dari berbagai ukuran, dari yang skala kecil hingga raksasa.

"Ada 200 perusahaan Prancis, dengan ukuran yang berbeda. Jika Anda bicara Danone, itu adalah perusahaan besar di Prancis, di dunia dengan 30 pabrik di Indonesia," tuturnya.

3. Daya Tarik Investasi

Aksi boikot produk Prancis juga berdampak pada citra Indonesia. Hal ini berujung pada daya tarik investasi Indonesia.

"Salah satu tugas saya adalah mengajak perusahaan Prancis berinvestasi di negara ini, berinvestasi jangka panjang," tuturnya.

(ara/hns)

Hide Ads