Menurut Airlangga, ada beberapa capaian penting ekonomi ASEAN pada tahun ini. Pertama, integrasi ASEAN Digital Index. Kedua, kesepakatan peta jalan smart manufacturing yang bertujuan untuk membantu perusahaan-perusahaan di Kawasan ASEAN beralih dari otomatisasi menuju smart manufacturing.
Ketiga, pemanfaatan e-signature and seals untuk Certificate of Origin (CO) serta live implementation of e-Form D dalam ASEAN Single Window. Terakhir, penyelesaian Legal Scrubbing Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sehingga dapat ditandatangani pada Pertemuan KTT RCEP ke-4 nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isu lain yang dibahas adalah perkembangan Fourth Industrial Revolution (4IR) di ASEAN. Perkembangan 4IR semakin disorot, terlebih dengan adanya Pandemi COVID-19. Hal ini menjadi momentum bagi ASEAN, khususnya Indonesia untuk mengintensifkan upaya transformasi ekonomi, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan mempercepat transformasi digital.
"Indonesia mendukung inisiatif ini sebagai salah satu upaya Indonesia dalam mewujudkan Prioritas Nasional Making Indonesia 4.0," tegas Airlangga.
Para Menteri Ekonomi ASEAN juga diagendakan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Non-Tariff Measures on Essential Goods. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan perjanjian ini mencakup kemudahan 152 pos tarif barang-barang penting yang dibutuhkan masing-masing negara ASEAN. Namun dia memastikan hal itu tidak akan membanjiri impor.
"Untuk MoU NTM ini sangat baik sebenarnya positif bagi Indonesia. Namun demikian impor tidak mungkin akan banjir karena kita semua sepakat di negara ASEAN untuk melindungi ASEAN ini supaya ada balance daripada impor khususnya trade balance. Ini akan berdampak positif, jadi tidak akan ada impor yang banjir karena fungsinya Kemendag untuk melindungi ekonomi dalam negeri," ucapnya dalam kesempatan yang sama.
Simak Video "Video: Membahas Usul Hapus 1 Libur Nasional untuk Dongkrak Ekonomi Jerman"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)