Jaga Defisit APBN, RI Tarik Utang Rp 15 Triliun ke Australia

Jaga Defisit APBN, RI Tarik Utang Rp 15 Triliun ke Australia

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 12 Nov 2020 10:52 WIB
Petugas menyusun uang di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Jumat (17/6/2016). Bank BUMN tersebut menyiapkan lebih dari 16.200 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk melayani kebutuhan uang tunai saat lebaran. BNI memastikan memenuhi seluruh kebutuhan uang tunai yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 62 triliun atau naik 8% dari realisasi tahun sebelumnya. (Foto: Rachman Harryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Australia mengucurkan dana pinjaman sebesar AUD 1,5 miliar atau sekitar Rp 15,37 triliun (kurs Rp 10.320) kepada Indonesia. Pinjaman itu digunakan untuk menangani dampak pandemi virus Corona (COVID-19) di Indonesia.

Bentuk pinjaman ini ialah kerjasama antara pemerintah Australia dan Indonesia, yang dikucurkan melalui Kementerian Keuangan Negeri Kangguru, kepada Kementerian Keuangan Indonesia.

"Kami mendiversifikasi bentuk pembiayaan kami, dan Australia mendukung dengan memberikan AUD 1,5 miliar dalam bentuk pinjaman ke Indonesia, ini adalah dukungan yang sangat-sangat kami apresiasi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Press Statement Kerjasama Ekonomi antara Indonesia-Australia dalam Menanggulangi Pandemi COVID-19 yang disiarkan virtual, Kamis (12/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, pembiayaan dari pinjaman Australia ini harus dilakukan karena defisit APBN kian melebar.

"Dalam konteks ini fiskal kami berada di bawah tekanan yang sangat besar, defisit yang semakin melebar," tutur Sri Mulyani.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, ia mengatakan, pinjaman ini akan membantu Indonesia untuk menjaga keberlangsungan kebijakan fiskal di tengah pandemi COVID-19.

"Kami tidak hanya mengatasi COVID-19, membantu masyarakat, membantu komunitas bisnis, UKM tetapi yang terpenting juga menjaga keamanan dan keberlanjutan fiskal kami," papar dia.

Selain itu, menurutnya pinjaman ini merupakan wujud nyata dari gotong-royong antara negara tetangga yang memang tak bisa bangkit sendiri dalam menyelesaikan masalah pandemi COVID-19.

"Kemitraan semacam ini tidak hanya menggarisbawahi hubungan antara Australia dan Indonesia yang sangat kuat, tetapi juga bentuk pengertian sebagai negara tetangga. Indonesia-Australia memiliki tujuan bersama untuk memperkuat pemulihan, karena kita tidak dapat pulih sendiri dari pandemi COVID-19 ini," tutupnya.

(eds/eds)

Hide Ads