Sementara itu, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi BSN, Zul Amri mengatakan, bahwa penyelenggaraan IQE 2020 di Yogyakarta adalah sebuah gagasan mempertemukan pemangku kepentingan untuk bertukar informasi dan bertransaksi baik secara offline maupun online.
"Tujuannya agar kita tetap optimis namun tetap mentaati protokol kesehatan. Apalagi situasi ini terkadang malah menuntut kita untuk berinovasi, kreatif, dan produktif dengan tetap menjalani hidup sehat dan beradaptasi dengan cara hidup yang baru," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zul melanjutkan, penyelenggaraan IQE tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Mengingat pelaksanaan IQE tahun ini menerapkan protokol kesehatan, memadukan promosi offline dan memperbanyak promosi online, serta menampilkan UMK binaan BUMN maupun BSN untuk berpameran.
"IQE ke-8 ini diikuti oleh 12 instansi baik dari pemerintah maupun swasta yang mengisi 30 unit stand. Mereka menampilkan produk unggulan ber-Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar internasional serta informasi mengenai penilaian kesesuaian (lembaga sertifikasi, laboratorium, dan lembaga inspeksi)," ujarnya.
Menyoal pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan pameran, Zul menyebut bahwa ini sebagai apresiasi BSN terhadap Pemda DIY. Di mana pada tahun 2019 BSN memberikan anugerah Tokoh Standardisasi untuk kategori Pemda Tingkat I kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"IQE di Yogyakarta juga merupakan bentuk apresiasi kami kepada Pemda DIY atas komitmennya dalam mengembangkan dan menerapkan SNI," ucapnya.
Selain itu, sebagai kota industri, kota pelajar, dan juga kota wisata, DIY layak menjadi role model bagi pemerintah daerah lainnya dalam mengembangkan standardisasi dan penilaian kesesuaian.
"Potensi Yogyakarta cukup besar sehingga kami ingin meningkatkan kolaborasi/kerjasama dengan BSN untuk mempromosikan produk unggulan ber-SNI," katanya.
(hns/hns)