Mau Pulihkan Resesi? Kelas Menengah Jangan Pelit Belanja Ya!

Terpopuler Sepekan

Mau Pulihkan Resesi? Kelas Menengah Jangan Pelit Belanja Ya!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 14 Nov 2020 12:15 WIB
Poster
Ilustrasi/Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Selama pandemi Corona melanda, kelas menengah di Indonesia dinilai menahan uangnya untuk belanja. Hal itu terbukti dari jumlah tabungan masyarakat kelas menengah ke atas di perbankan tumbuh pesat sedangkan jumlah kredit turun.

Jumlah tabungan mereka, menurut Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC-PEN), Raden Pardede, hampir Rp 300 triliun.

"Itu karena mereka tidak berbelanja barang konsumsi maupun berinvestasi. Mereka sepertinya menunggu sampai pandemi bisa diatasi," kata Raden Pardede, Jumat (6/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi melihat kecenderungannya ke depan, mereka akan mulai berani ke luar rumah dan membelanjakan uangnya. Hal itu terjadi apabila vaksin Corona sudah benar-benar teruji keamanan dan khasiatnya, serta bisa digunakan secara luas.

Mantan konsultan Bank Dunia dan Asia Development Bank itu lantas merujuk perkataan ekonom Inggris, John Maynard Keynes. Dalam situasi resesi kalau kelas menengah terlalu berhemat perekonomian nasional akan jatuh pada depresi.

ADVERTISEMENT

"Jadi, kami imbau kelompok kelas menengah atas ini jangan terlalu berhemat, bahaya. Bersikap lah rasional dan dengan mematuhi protokol kesehatan aktivitas belanja dan wisata bisa dilakukan kok," kata Raden Pardede.

Di sisi lain, Raden Pardede memastikan pemerintah akan melanjutkan berbagai program perlindungan sosial agar di kuartal IV pertumbuhan ekonomi bisa lebih baik dari kuartal III yang minus 3,49%.

Khusus untuk UMKM, selain sudah ada bantuan sosial produktif, juga ada Kredit Usaha Rakyat, dan program lainnya.

"Sampai akhir Oktober serapan anggaran COVID sudah 86-87 persen, dan serapan belanja pemerintah bisa 100 persen pada akhir 2020," kata Raden Pardede.

(eds/eds)

Hide Ads