Jakarta -
Kinerja ekspor Indonesia tercatat US$ 14,39 miliar di Oktober 2020. Angka ini mengalami peningkatan 3,09% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 13,39 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan kinerja ekspor terbesar tertuju pada negara China.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan pangsa ekspor terbesar Indonesia masih diduduki oleh China dengan total share sebesar 20,78% dari US$ 14,39 miliar.
"Untuk pangsa pasar non migas kita di beberapa negara tujuan pada Oktober 2020. Disini, Tiongkok share 20,78% di Oktober 2020 dengan total nilai 2,86 miliar dolar," kata Setianto dalam video conference, Senin (16/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di peringkat kedua, dia bilang ada Amerika Serikat (AS) dengan share 11,90% atau setara US$ 1,64 miliar. Di urutan ketiga ada Jepang dengan share 7,73% atau setara US$ 1,06 miliar.
"Kemudian kita lihat pangsa pasar kita ke negara ASEAN, di sini nilainya 3 miliar dolar dengan share 21,81%. Sementara ke Uni Eropa nilainya 1,15 miliar dolar dengan share sebesar 8,35%," jelasnya.
Setianto menjelaskan, China masih menjadi pangsa pasar terbesar Indonesia juga terlihat karena terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar US$ 234,7 juta atau setara Rp 3,3 triliun (kurs Rp 14.200) di Oktober 2020. Selanjutnya disusul oleh Vietnam yang meningkat US$ 96,1 juta.
Selain itu, ekspor Indonesia ke Filipina juga bertambah US$ 83,3 juta, ke Malaysia bertambah US$ 65,8 juta, dan terakhir ke Spanyol bertambah US$ 54,8 juta.
Sementara ekspor Indonesia yang mengalami penurunan terbesar adalah ke Swiss yaitu sebesar US$ 86,2 juta. Disusul oleh Singapura sebesar US$ 60,1 juta, dan negeri Paman Sam ada di posisi ketiga yaitu sebesar US$ 49,6 juta.
"Demikian juga ke Australia dan Kenya termasuk 5 besar tujuan ekspor kita yang turun," ungkap Setianto.
Perlu diketahui, total nilai ekspor Indonesia dari Januari-Oktober 2020 tercatat US$ 131,54 miliar atau turun 5,58% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar US$ 139,31 miliar. Sementara total nilai ekspor non migasnya US$ 125,0 miliar atau turun 3,62% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 129,69 miliar.
Adapun, share atau kontribusi ekspor non migas selama Januari-Oktober tahun ini masih dipegang oleh komoditas lemak dan minyak hewan/nabati dengan nilai US$ 15,75 miliar atau setara 12,60%. Kedua adalah ekspor bahan bakar mineral sebesar US$ 14,03 miliar atau setara 11,23%.