Ekonomi Thailand kontraksi 6,4% pada kuartal III-2020. Penurunan ini didorong oleh rendahnya perjalanan dan wisatawan asing ke Thailand. Angka itu menandakan Thailand belum keluar dari jurang resesi.
Dikutip dari Reuters, Senin (16/11/2020) meski masih tercatat anjlok, angka itu jauh dari perkiraan ekonom. Sebelumnya ekonom memperkirakan ekonomi Thailand akan menyusut 8,6% tahun ke tahun dan tumbuh 3,8% kuartal ke kuartal.
National Economic and Social Development Council (NESDB) juga menunjukkan ekonomi Thailand kian meningkat dibandingkan kuartal Juni lalu. Saat itu ekonomi Thailand anjlok 12,1% dan menjadi penurunan terparah selama dua dekade.
Dalam skala kuartal III-2020, ekonomi tumbuh 6,5%. Peningkatan itu menjadi laju tercepat dalam lebih dari delapan tahun, setelah rekor kontraksi 9,9% pada triwulan sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini pemerintah meningkatkan prospek ekonomi 2020. Negara itu memproyeksi kontraksi ekonomi menjadi 6,0%, dari sebelumnya 7,3% -7,8%. Prospek Ekspor juga diperkirakan meningkat menjadi 7,5%, sebelumnya diperkirakan 10%.
Peningkatan prospek tersebut dilakukan di tengah kemerosotan pariwisata, permintaan global, mata uang baht yang kuat dan protes politik domestik selama berbulan-bulan.
"Data Q3 cukup mengejutkan tetapi gambaran ekonomi tidak berubah dan kami memperkirakan penurunan ekonomi akan terjadi hingga kuartal pertama," kata ekonom Tisco Group, Thammarat Kittisiripat.