Siapa Sangka... Pengusaha Sukses Ini Dulunya Bandar Narkoba dan Judi

Siapa Sangka... Pengusaha Sukses Ini Dulunya Bandar Narkoba dan Judi

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 18 Nov 2020 08:55 WIB
thumbnail dmentor christopher sebastian
Foto: 20Detik

Christopher merasa pintu rezeki selalu datang setelah dia direhabilitasi dan mulai meninggalkan kehidupan kelamnya saat berusia 22 tahun. Sebelum memulai bisnisnya, dia sempat merasakan jadi pekerja profesional di bagian produksi yang memenuhi kebutuhan perhotelan, dan juga di anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk di bagian advertising atau periklanan yang masing-masing dijalaninya selama satu tahun.

Karirnya cemerlang ketika ia bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di distribusi kaca film. Awalnya untuk masuk ke perusahaan itu tidaklah mudah, penolakan harus ia dapatkan ketika menemui bos perusahaan itu untuk mengajukan diri sebagai karyawan. Meski begitu, ia tetap berusaha mengajukan diri hingga akhirnya diterima pada percobaannya yang ketiga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di situ semua bermula. Cuma di perusahaan itu satu minggu kerja saya menerima tekanan, di maki-maki sama managernya karena saya melakukan kesalahan, pada saat itu saya sebagai sales junior. Kalau nggak salah saya mau di lempar barang atau dipukulin pada saat itu karena managernya memang cukup tempramental, cuma saya tetap bertahan," tuturnya

Seiring berjalannya waktu, Christopher dipercaya oleh bosnya untuk mengelola bisnis distributor kaca mobil di wilayah Indonesia bagian barat. Berbagai fasilitas diberikan seperti karyawan, hingga gaji yang cukup. Namun Christopher ingin menantang dirinya agar diizinkan memegang sisa dari wilayah cakupan bisnis distributor mobil tersebut di Indonesia bagian timur.

ADVERTISEMENT

Permintaan itu ternyata tidak diterima oleh bosnya. Bagi Christopher, posisi yang dimilikinya saat itu tidak akan memiliki jenjang lain dan karirnya tidak akan meningkat. Untuk itu, dia memutuskan melepas jabatannya di perusahaan dan memilih untuk merintis perusahaan sendiri.

"Saya berpikir kalau begini terus bahaya bagi saya sendiri karena di saat kita merasa nyaman, di situ lah awal mulainya sesuatu yang berbahaya untuk masa depan kita menurut saya. Pada saat itu saya nyaman banget, saya masuk kantor nggak masuk kantor, mau datang jam berapa pun bebas, mungkin dalam satu minggu 3-4 hari main-main tuh kayak nggak kerja," jelasnya.

Christopher kemudian memulai bisnis kaca film dengan sewa ruko kecil menggunakan sisa uang yang dimiliki. Seiring berjalannya waktu yang dimulai 2010, bisnis aksesoris otomotif tersebut semakin besar hingga menjadi Makko Group yang memiliki empat lini bisnis seperti sekarang.

Dia berharap agar pengalaman kelamnya itu tidak ditiru oleh masyarakat karena hasilnya akan berujung di jeruji besi. Jadi, ambil pengalaman yang positifnya saja ya, detikers!


(fdl/fdl)

Hide Ads