Pendorong pertumbuhan itu berasal dari uang tabungan yang akhirnya kembali dipakai masyarakat. Menurut Morgan Stanley, selama pandemi ini ada peningkatan jumlah tabungan rumah tangga secara drastis mencapai 37,2% dari kuartal pertama hingga ketiga tahun ini. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari peningkatan yang sempat terjadi di periode yang sama tahun 2017 dan 2019 lalu sebesar 32,2%.
Peningkatan jumlah tabungan itu setara dengan hampir 6% dari pengeluaran konsumsi tahunan di Tiongkok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memperkirakan bahwa penghematan berlebih ini akan mulai dikeluarkan (dana tabungan mulai dipakai lagi) sebagian pada 2021 karena kepercayaan konsumen kemungkinan akan meningkat di belakang pemulihan pasar kerja dan situasi COVID-19 yang lebih stabil," sambungnya.
Baca juga: BRI Borong 14 Penghargaan ESG Awards 2020 |
Ekspor China yang kuat diharapkan memiliki dampak spillover pada konsumsi mengingat pertumbuhan ekspor pada akhirnya mendorong pertumbuhan upah tenaga kerja di sana. Dengan begitu, pemulihan di pasar tenaga kerja, ditambah dengan kenaikan inflasi, dapat mulai terasa mulai kuartal kedua tahun 2021 mendatang.
Setelah itu, kebijakan ekonomi seperti pengurangan pajak dan pelonggaran kredit bisa kembali diperkatat seperti sebelum pandemi. Demikian pula bantuan sosial, jumlahnya dapat dikurangi antara 2 atau 3 poin persentase menjadi 11,5% pada 2021 dan defisit fiskal yang bertambah dapat menyempit menjadi 12% dari PDB.
Yuan Tiongkok pun diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS, mencapai level terkuatnya terhadap greenback sejak Juni 2018.
(fdl/fdl)