Lebih lanjut Sri Mulyani mengungkapkan, kelima aspek ini sangat penting dalam menentukan kebijakan tarif cukai rokok bagi pemerintah. Dia bilang, kelima aspek ini tidak ada yang dianggap paling prioritas sehingga pemerintah harus mencari titik keseimbangan dari lima aspek tersebut.
"Tidak ada satupun yang merasa dia paling menang karena kalau bicara prevalensi merokok jelas ada anak-anak, wanita, orang dewasa harus dilindungi," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sisi lain, tidak merokok ada manusia, para buruh, dan dari sisi harga yang tinggi makin senang bikin rokok ilegal dan teman-teman Bea Cukai harus lari ke sana kemari melihat sudut rumah ada rokok ilegal atau tidak," tambahnya.
Baca juga: Pemerintah Sempat 'Galau' Tangani COVID-19 |
Oleh karena itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan pemerintah belum memutuskan waktu mengumumkan kebijakan tarif cukai rokok tahun 2021.
"Pasti nanti akan kita keluarkan pada waktunya dan itu tujuannya adalah untuk bisa mencapai tujuan yang paling optimal di dalam objektif yang banyak," ungkapnya.
(hek/eds)