Kemendag Sebut Perjanjian Dagang Bikin Peluang Ekspor RI Lebih Terbuka

Kemendag Sebut Perjanjian Dagang Bikin Peluang Ekspor RI Lebih Terbuka

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 23 Nov 2020 11:28 WIB
Pemerintah Diminta Tidak Tergesa Ratifikasi Perjanjian RCEP
Foto: DW (News)
Jakarta -

Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) atau kerja sama perdagangan disebut akan memberikan efek berlanjut perekonomian bagi kinerja ekspor Indonesia. Sebab, akan banyak peluang yang didapatkan Indonesia.

Juru Bicara Menteri Perdagangan, Fithra Faisal Hastadi mengatakan, peluang ekspor produk Indonesia ke 15 negara RCEP akan lebih terbuka. Apalagi anggota RCEP menyumbang 30 persen produk domestik bruto (PDB) global dan 28 persen perdagangan global.

"Banyak peluang yang bisa kita dapatkan dari RCEP ini, (misal) penetrasi ekspor ke pasar-pasar RCEP akan semakin terbuka, dan dengan demikian naiknya potensi ekspor ini juga akan mendatangkan investasi dan pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan lain sebagainya," ujar Fithra dalam keterangannya, Senin (23/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fithra mengatakan, perjanjian RCEP ini adalah tonggak bersejarah. Sebab, RCEP adalah pakta perdagangan terbesar saat ini.

"Ini adalah jelas tonggak bersejarah dan ini merupakan pencapaian yang paling penting dari Kementerian Perdagangan di bawah Pak Mendag Agus Suparmanto. Karena ini adalah pakta perdagangan terbesar di dunia dan ini merupakan inisiasi dari Indonesia sejak tahun 2011, dan justru bisa terlaksana di saat pandemi, di saat-saat penuh kesulitan," kata Fithra.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, kata Fithra, ke depan Indonesia akan lebih mudah dalam mendapatkan bahan baku dari negara-negara anggota RCEP. "Ini memudahkan kita untuk mendapatkan akses bahan baku," kata dia.

Sementara mengenai kekhawatiran Indonesia akan kebanjiran barang dari luar, seperti China dan Australia, kata dia, hal itu tidak akan terjadi. Sebab, 70-80 persen impor Indonesia adalah bahan baku untuk industri. Di sisi lain, pemerintah juga akan melakukan pengawasan ketat.

"Jadi Pak Mendag Agus Suparmanto itu sudah berkomitmen dan mandat dari Pak Presiden Jokowi untuk selalu menjaga arus masuk yang impor ini, terutama yang bukan kebutuhan industri tidak terlalu membebani dari sisi industri dalam negeri. Nah dalam konteks itu data selalu kami pantau dan apabila ada peningkatan yang tajam tentu akan kami kelola dengan baik," kata FIthra.

Dengan demikian, tidak perlu lagi ada kekhawatiran ke depan Indonesia akan kebanjiran produk non industri dari negara-negara anggota RCEP.

"Terkait daya saing, selain kebijakan domestik pemerintah untuk menggesa peningkatan kualitas, RCEP juga menyediakan peluang kerja sama teknis antara negara-negara RCEP untuk saling meningkatkan kapasitas UMKM yang selama ini memang sulit bersaing," kata dia.


Hide Ads