Jakarta -
Muncul lagi kasus gagal bayar investasi. Kali ini investasi yang ditawarkan berkedok arisan duet.
Linda (23) mengaku menjadi korban dari arisan yang bernama BA (singkatan nama arian). Arisan itu dioperasikan oleh AAZ yang juga selaku pemilik arisan itu. Linda mengaku kenal dengan AAZ karena 1 universitas.
"Jadi dia itu temannya teman saya. Ya kenal, karena teman jadi percaya aja," terangnya kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Linda menjelaskan AAZ menjalankan BA dengan menawarkan 2 jenis arisan, yakni arisan menurun dan arisan duet/duel. Arisan menurun layaknya arisan pada umumnya, namun anggotanya bisa memilih ingin dapat di awal atau di akhir.
Jika anggota memilih dapat pertama dia harus membayar lebih besar dari seharusnya. Sebaliknya jika memilih untuk dapat di akhir dia akan membayar lebih kecil dan mendapat untung.
Misalnya ada 10 anggota arisan dengan besaran yang didapat 10 juta. Kalau arisan biasa tentu masing anggota membayar Rp 1 juta setiap bulannnya. Nah kalau arisan menurun, mereka yang dapat pertama akan membayar semisal Rp 1,3 setiap bulannya sampai akhir. Sedangkan anggota yang memilih dapat terakhir akan membayar hanya Rp 700 ribu. Namun mereka mendapatkan uang arisan yang sama.
Sementara untuk arisan duet/duel isinya ada 3 pihak yakni investor, pemilik arisan dan peminjam. Ketika pemilik arisan sudah mendapatkan investor dan si peminjamnya, AAZ akan membuat grup WA yang berisi 3 pihak itu.
"Jadi besarnya ada beberapa paket buat investor. Misalnya ada besaran Rp 4,3 juta terus ada biaya admin Rp 350 ribu, kita investor bayar Rp 4,65 juta ke pemilik arisan. Nanti pemilik arisan kasih ke peminjam. Nah kita dijanjikan balik lagi uangnya selama 25 hari dengan jumlah Rp 6,7 juta," terangnya.
Itu artinya keuntungan yang diperoleh investor dalam arisan duet/duel itu sebesar Rp 2 juta lebih. Atau dengan kata lain keuntungannya bisa 46% dalam waktu hanya 25 hari.
Namun anehnya informasi terkait penggunaan dana oleh pemilik yang diberikan pemilik arisan ke investor tidak detil. Mereka hanya mendapatkan informasi sosok peminjam melalui grup WA dan bukti transfer.
Linda sendiri sudah ikut di arisan BA milik AAZ itu sejak Agustus 2019. Saat itu dia rajin ikut arisan menurun. Namun seiring berjalannya waktu dia ditawari untuk ikut arisan duel/duet dan akhirnya ikut sejak Juni 2020.
Sudah 3 kali dia ikut arisan duel/duet. Dua kali ikut uangnya kembali beserta keuntungannya. Namun yang ketiga yang seharusnya dia mendapatkan uangnya di 10 Oktober 2020 ternyata tidak kembali. Total kerugian yang dia alami sekitar Rp 30 juta.
"Jadi saya ikut beberapa paket, saya pecah-pecah. Itu pun ikut terus karena ditawari si pemilik juga," ucapnya.
Setelah curiga, Linda berinisiatif untuk mencari investor lainnya yang mengalami hal yang sama. Ternyata ada 21 orang lainnya yang juga mengalami gagal bayar. Kebanyakan dari mereka merupakan 1 almamater di kampusnya. Total uang yang nyangkut diperkirakan mencapai Rp 300 juta.
Selain itu ternyata si peminjam masih kuliah di kampus yang sama dengan mereka. Tidak jelas uang yang dia pinjam untuk apa. Selain itu ternyata banyak nama sebagai peminjam yang diduga fiktif.
"Kita juga curiga, si peminjam ini ikut terus arisan menurun dan dia selalu minta dapat yang pertama. Jadi kaya dia lagi gali lobang tutup lobang.
Linda dan investor lainnya pun mendatangi AAZ untuk meminta kejelasan. Namun AAZ kini menggunakan jasa pengacara dan mengalihkan kuasanya.
Dalam surat pemberitahuan pengacaranya, pihak AAZ mengakui adanya gagal bayar dari si peminjam. Dalam surat itu AAZ juga menyatakan tak sanggup untuk menalangi dana investor yang dipakai peminjam. Namun pihak AAZ berjanji akan menempuh jalur hukum untuk menagih uang para investor yang dipakai para peminjam.
Meski begitu Linda dan 21 investor lainnya juga berencana menggunakan jasa pengacara. Mereka akan melayangkan somasi kepada AAZ dan arisannya BA.
detikcom sudah menghubungi AAZ melalui pesan singkat. Namun hingga berita ini diturunkan yang bersangkutan belum memberikan respons.