Produsen makanan dan minuman, Danone berencana memangkas sekitar 2.000 pekerjanya atau 2% dari total pekerja. Rencana itu dilakukan untuk meningkatkan kembali profitabilitas dan menghemat biaya setelah pandemi COVID-19 menghancurkan keuangan perusahaan.
Rencana PHK juga akan berpengaruh pada empat posisi di kantor pusat globalnya. Dalam upaya penghematan, selain PHK perusahaan juga berencana memindahkan kantor pusat globalnya ke Paris dan juga berupaya memperkecil biaya pengeluaran.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (24/11/2020) berbagai upaya penghematan itu diharapkan dalam menghambat biaya tahunan hingga US$ 1,2 miliar setara Rp 17 triliun (kurs Rp 14.200/US$) pada 2030.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham Danone kini turun sebanyak 2,5%. Perusahaan telah kehilangan lebih dari seperempat nilainya tahun ini, sementara Nestle telah turun 3,7%.
Chief Executive Officer Danone Emmanuel Faber, yang baru menjabat tahun ini bertugas melanjutkan rencana perusahaan untuk mengatasi kekurangan manajemen internal khususnya di masa pandemi COVID-19. Sebab semasa pandemi banyak bisnis perusahaan yang anjlok, seperti bisnis air kemasan dan produk susu. Kini Faber diharapkan fokus menghidupkan kembali divisi yang hancur.
"Kami memiliki kelemahan struktural dalam cara kami bekerja dan terorganisir. Kami melakukan inovasi yang berlebihan, dan mendorong produk yang tidak dapat kami dukung dan akhirnya tidak bertahan lama. Itu adalah penyalahgunaan sumber daya," jelasnya.