Menurut kajian Kementerian Perdagangan mengenai multiplier analysis dari intangible digital goods terhadap perekonomian Indonesia, terdapat 10 sektor teratas yang memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi secara signifikan. Dari seluruh sektor tersebut, 8 diantaranya merupakan bagian dari subsektor ekonomi kreatif.
Agus melanjutkan, kinerja ekspor produk kreatif unggulan seperti produk fesyen, makanan olahan, kerajinan, dan dekorasi rumah menempati peringkat tertinggi jika dilihat dari sisi volume dan nilai. Pada periode Januari-September 2020 produk makanan olahan dan dekorasi rumah mencatatkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meski dipengaruhi pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada periode Januari-September 2020, total ekspor produk fesyen Indonesia mencapai US$ 10,17 miliar. Negara tujuan utama ekspor produk fesyen adalah Amerika Serikat sebanyak 40,39% dari total ekspor, Jepang sebesar 8,15%, China 7,09%, Jerman 5,35%, dan Belgia 4,83%.
Baca juga: Mendag Dorong Kerja Sama IMT-GT, Apa Itu? |
Untuk produk makanan olahan, total ekspor Indonesia mencapai US$ 3,14 miliar. Negara tujuan utama produk makanan olahan adalah Amerika Serikat 21,20%, Filipina 14,80%, Malaysia 7,36%, Singapura 5,29%, dan China 5,25%.
Sementara untuk produk dekorasi rumah nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 1,79 miliar. Negara tujuan utama produk dekorasi rumah adalah Amerika Serikat 47,89$, Jepang 7,76%, Belanda 5,68%, Belgia 5,21%, dan Singapura 4,16%.
"Diharapkan produk Indonesia semakin digemari seluruh konsumen mancanegara, sehingga dapat tercipta hubungan bisnis yang berkelanjutan dalam jangka panjang antara eksportir tanah air dan para buyer," ungkapnya.
(hek/eds)