Tren tanaman hias di tengah pandemi tak pernah diduga oleh para penjualnya. Permintaan masyarakat terhadap tanaman hias meningkat drastis, bahkan hingga 10 kali lipat. Hal itu pun membuat para pedagang meraup omzet yang fantastis di tengah pandemi virus Corona (COVID-19), bahkan ada yang sampai tembus miliaran rupiah.
Salah satu penjual tanaman hias yang mencetak omzet besar di tengah pandemi ialah Rico Rusdiansyah, pemilik toko @Titikhijau. Ia yang sudah menjalani bisnis ini selama 3 tahun, baru merasakan penjualannya melonjak di tengah pandemi ini.
Penjualan tertingginya ada di bulan Mei 2020, di mana ia sempat merasakan omzet per bulannya tembus hingga Rp 1 miliar. Omzet itu merupakan akumulasi penjualan tanaman di dalam negeri, dan juga yang diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), negara-negara di benua Eropa, lalu ke Hong Kong, Korea Selatan (Korsel), dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ditotal lokal dan lain-lain ya dapat Rp 1 miliar, itu di Mei puncaknya," ungkap Rico ketika ditemui detikcom di tokonya, di kawasan Depok, Jawa Barat, Kamis (27/11/2020).
Adapun jenis tanaman hias yang marak dicari mulai dari monstera, philodendron, anthurium, syngonium, dan sebagainya.
Rico mengaku, awalnya ia menyiapkan modal Rp 500.000 untuk mulai berjualan tanaman hias di tahun 2017. Saat itu, ia mampu mengembalikan modal hanya dalam waktu semalam. Namun, di tengah pandemi ini, modal penjualannya bisa kembali hanya dalam hitungan menit, ketika tanaman itu sudah laku terjual.
"Pertama kali modal Rp 500.000 itu langsung balik modal dalam 1 malam. Tanaman lokal awalnya. Sekarang kalau untuk tanaman umum tapi high demand dalam hitungan menit bisa. Sekali kita posting, laku ya balik modal, bahkan untung," ujar dia.
Ditemui secara terpisah, Mas Ayu Febiryanti atau Ayu yang juga menjual tanaman hias dengan jenis-jenis yang sebagian besar sama, turut mengalami lonjakan omzet di tengah pandemi COVID-19 ini. Sama seperti Rico, omzet tertingginya ada di bulan Mei 2020, yang tembus hingga 10 kali lipat yakni Rp 500-600 juta.
"Kalau omzetnya paling tinggi di 2020 sekitar Rp 500-600 juta, itu naiknya 10 kali lipat," ungkap Ayu kepada detikcom.