Buset! Omzet Jualan Tanaman Hias Bisa Tembus Miliaran Sebulan

Buset! Omzet Jualan Tanaman Hias Bisa Tembus Miliaran Sebulan

Vadhia Lidyana - detikFinance
Minggu, 29 Nov 2020 12:03 WIB
Tanaman hias
Foto: Tanaman hias/Vadhia Lidyana
Jakarta -

Tren tanaman hias di tengah pandemi tak pernah diduga oleh para penjualnya. Permintaan masyarakat terhadap tanaman hias meningkat drastis, bahkan hingga 10 kali lipat. Hal itu pun membuat para pedagang meraup omzet yang fantastis di tengah pandemi virus Corona (COVID-19), bahkan ada yang sampai tembus miliaran rupiah.

Salah satu penjual tanaman hias yang mencetak omzet besar di tengah pandemi ialah Rico Rusdiansyah, pemilik toko @Titikhijau. Ia yang sudah menjalani bisnis ini selama 3 tahun, baru merasakan penjualannya melonjak di tengah pandemi ini.

Penjualan tertingginya ada di bulan Mei 2020, di mana ia sempat merasakan omzet per bulannya tembus hingga Rp 1 miliar. Omzet itu merupakan akumulasi penjualan tanaman di dalam negeri, dan juga yang diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), negara-negara di benua Eropa, lalu ke Hong Kong, Korea Selatan (Korsel), dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ditotal lokal dan lain-lain ya dapat Rp 1 miliar, itu di Mei puncaknya," ungkap Rico ketika ditemui detikcom di tokonya, di kawasan Depok, Jawa Barat, Kamis (27/11/2020).

Adapun jenis tanaman hias yang marak dicari mulai dari monstera, philodendron, anthurium, syngonium, dan sebagainya.

ADVERTISEMENT

Rico mengaku, awalnya ia menyiapkan modal Rp 500.000 untuk mulai berjualan tanaman hias di tahun 2017. Saat itu, ia mampu mengembalikan modal hanya dalam waktu semalam. Namun, di tengah pandemi ini, modal penjualannya bisa kembali hanya dalam hitungan menit, ketika tanaman itu sudah laku terjual.

"Pertama kali modal Rp 500.000 itu langsung balik modal dalam 1 malam. Tanaman lokal awalnya. Sekarang kalau untuk tanaman umum tapi high demand dalam hitungan menit bisa. Sekali kita posting, laku ya balik modal, bahkan untung," ujar dia.

Ditemui secara terpisah, Mas Ayu Febiryanti atau Ayu yang juga menjual tanaman hias dengan jenis-jenis yang sebagian besar sama, turut mengalami lonjakan omzet di tengah pandemi COVID-19 ini. Sama seperti Rico, omzet tertingginya ada di bulan Mei 2020, yang tembus hingga 10 kali lipat yakni Rp 500-600 juta.

"Kalau omzetnya paling tinggi di 2020 sekitar Rp 500-600 juta, itu naiknya 10 kali lipat," ungkap Ayu kepada detikcom.

Ia mengaku, awal berjualan tanaman hias di tahun 2018, omzetnya hanya Rp 2 juta/bulan. Namun, memasuki 2019 dan sudah mulai mengekspor, rata-rata omzetnya tembus Rp 28 juta/bulan. Namun, di Mei 2020 ini meledak ke angka Rp 500-600 juta.

"Saya rasa di bulan itu hampir semua eksportir merasakan sama, memang tinggi sampai 10 kali lipat naiknya," ujar Ayu.

Selain para penjual tanaman hias ukuran besar itu, seorang penjual tanaman hias ukuran kecil atau jenis sukulen yang bernama Putri Nabila juga merasakan peningkatan omzet di tengah pandemi. Pemilik toko @Succuland_ itu mengatakan, omzetnya naik 2 kali lipat dalam beberapa bulan terakhir.

"Kalau peningkatan tinggi banget. Omzetnya sebelum ramai, sekitar Rp 10 juta/bulan. Sesudah tren ini Rp 20 juta/bulan, jadi peningkatannya pesat banget," ujar Nabila kepada detikcom.

Ia mengatakan, awalnya fokus menjual sukulen ini baru dimulai pada Februari 2020. Ia mulai berjualan sukulen bersama temannya, Tasya Shafira. Ia mengatakan, di awal-awal penjualan dengan modal Rp 500.000, ia memerlukan waktu 2 bulan sampai balik moda. Namun, kondisinya berbeda lagi saat pandemi.

"Di toko saya awalnya pas belum nge-tren 2 bulan untuk balik modal. Tapi sekarang nge-tren 2 minggu sudah balik modal," ujarnya.

Selain para penjual tanaman hias, penjual pot pun turut kena rezeki 'nomplok' di tengah pandemi. Sugiyono misalnya, pemilik toko Kharisma Jaya yang menjual beragam pot untuk tanaman, dan juga alat berkebun lainnya di kawasan Ciledug dan Bintaro juga meraup omzet yang besar saat tanaman hias marak.

Ia mengaku, omzet tokonya tembus sampai Rp 1 miliar dalam satu bulan di tengah pandemi ini.

"Pernah di 2020 ini Rp 1 miliar. Omzet tertinggi sejak Juli-Oktober 2020. Tapi November ini mulai turun sedikit, mungkin karena orang sudah masuk kerja," ucapnya.

Ia menjelaskan, pot yang dijualnya memiliki variasi harga, mulai dari Rp 1.000-100.000. Ia menjual pot hampir ke seluruh kawasan Indonesia.

"Saya pengiriman dari Aceh sampai Papua. Kalau partai besar itu untuk ke toko-toko lagi, ada reseller online juga," pungkasnya.


Hide Ads