Bisnis tanaman hias merupakan salah satu sektor yang memiliki kinerja positif di tengah pandemi. Keinginan masyarakat menghias kediamannya dengan tanaman demi menciptakan suasana nyaman saat bekerja di rumah menjadi alasan mengapa bisnis itu tetap laris-manis di kala pandemi Corona mengadang.
Dalam bisnis itu, ada dua jenis penjual tanaman hias yang sering ditemui. Pertama, penjual yang juga hobi akan tanaman hias, dan kedua yang berjualan dengan niat mencari peluang. Namun, perlukah penjual tanaman hias memahami teknik menanam tumbuhan-tumbuhan itu layaknya seorang petani?
"Nggak, sebenarnya semua orang baik yang mau melihat dari sisi bisnisnya saja, atau pun hobi semua bisa jualan tanaman, nggak ada masalah," kata Mas Ayu Febiryanti, penjual tanaman hias @Floraayunusantara ketika ditemui detikcom di kediamannya, di kawasan Tangerang Selatan, Kamis (26/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurutnya sebagai orang yang hobi tanaman, kepuasan bisnis dengan orang yang sejak awal niat berbisnis tanaman untuk mencari untung, dan dengan yang hobi akan berbeda.
"Tapi kan kalau kita melakukan sesuatu karena dari hati, itu kepuasannya berbeda. Tergantung arahnya ke mana, mencari keuntungan atau kesenangan. Yang penting jangan merugikan, begitu saja," ujar Ayu.
Ditemui terpisah, Rico Rusdiansyah yang juga penjual tanaman hias di tokonya @TitikHijau juga mengatakan hal serupa. Berbeda dengan Ayu, Rico memang awalnya menjual tanaman hias karena melihat peluang bisnis.
"Nggak sih, ya learning by doing saja. Yang penting kita suka dulu. Kalau saya suka bisnisnya, ada orang yang suka tanamannya. Jadi ya pada akhirnya kan dua-duanya ketemu, orang yang suka tanaman, dan yang suka bisnis ketemu," imbuh Rico.
Namun, ia mengaku seiring berjalannya waktu, kecintaan akan tanaman tumbuh dengan sendirinya, begitu juga cara memahami dan merawat tanaman hias.
"Saya bisa menyelami ini karena suka bisnis, dan kebetulan lagi bagus iklimnya. Ke sini-sini jadi seperti semi kolektor juga sih, beli ini lalu sayang untuk dijual, jadi nanti-nanti saja," kata Rico.
Ia mengatakan, tanaman yang dijualnya seperti jenis monstera, philodendron, scindapsus, anthurium, dan sebagainya memang tak terlalu sulit untuk dirawat. Sehingga, menurutnya siapa saja bisa untuk berbisnis tanaman hias.
"Nggak susah, ini tanaman umum semua. Ini dipotong, ditaruh di air ya juga hidup. Jadi gampang-gampang susah. Kalau sudah tahu triknya mudah sekali sebetulnya. Semua orang bisa kok. Mulai dari rumah sendiri, di kamar sendiri pun bisa," tegas Rico.
Berbeda dengan Putri Nabila, penjual tanaman hias jenis sukulen dan kaktus mini (@Succuland_). Menurutnya, tanaman yang dijualnya memang butuh pemahaman khusus untuk dirawat. Sehingga, pemahaman akan tanaman sukulen akan memberikan nilai lebih bagi pebisnis.
"Kita menjual makhluk hidup, dan kita harus memahami tanaman itu sendiri. Dan dari faktor bisnis pun banyak hal yang menuntut kita buat suka juga dengan tanamannya. Karena kan nanti masih ada masalah. Beberapa tanaman masih banyak yang belum memahami tanaman bisa mati dan melahirkan, berarti kan ada beberapa yang kita harus meyakinkan kalau ini makhluk hidup, bisa mati, depresi. Kita harus tahu, kita harus didalami, kalau dari bisnis ya itu pentingnya product knowledge," papar Nabila kepada detikcom.
Menurutnya, jika hanya sekadar mencari untung, akan ada tekanan sendiri ketika tanamannya tak masuk dalam tren lagi. Meski begitu, ia mengatakan kecintaan akan tanaman itu akan tumbuh dengan sendirinya, begitu juga rasa ingin tahu akan cara merawatnya.
"Ya sulit, kalau hanya cari untung kan ini by tren. Untung kan ada saat tren. Berarti kalau dia nggak sayang sama tanamannya, pas sudah nggak untung dia stress. Kalau yang suka tanaman ya sudah namanya suka, ya diteruskan saja," pungkas Nabila.
(dna/dna)