Amazon sudah menghabiskan US$ 500 juta atau setara Rp 7,05 triliun (Kurs Rp 14.100) untuk membayar bonus kepada karyawannya. Pemberian bonus ini pada saat Black Friday, atau hari belanja besar-besaran yang dilakukan masyarakat usai merayakan hari Thanksgiving.
Wakil Presiden senior Amazon, Dave Clark menyatakan karyawan garis terdepan akan menerima bonus US$ 300 dan sementara karyawan paruh waktu akan mendapatkan US$ 150. Karyawan di Inggris menerima bonus masing-masing US$ 400 dan US$ 200.
Clark mengungkapkan Amazon sudah membelanjakan dana US$ 2,5 miliar untuk bonus dan insentif khusus secara global di tahun 2020, termasuk bonus terimakasih yang diberikan pada Juni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amazon menjadi salah satu perusahaan yang berkembang selama pandemi Corona. Perusahaan mengharapkan pendapatan lebih dari US$ 100 miliar pada kuartal IV-2020 sehingga total penjualan untuk tahun 2020 menjadi lebih dari US$ 370 miliar atau lebih tinggi dari tahun 2019.
"Sangat menyenangkan bahwa para pekerja mendapatkan lebih banyak di musim liburan ini, (tetapi) itu tidak cukup," kata Christy Hoffman, sekretaris jenderal UNI Global Union seperti yang dikutip dari CNN, Senin (30/11/2020).
"Untuk menunjukkan bahwa mereka menghargai tenaga kerjanya, Amazon harus secara kolektif menawar upah dan kondisi dengan para pekerja selama operasinya, daripada membuat satu kali gerakan apresiasi sepihak," tambahnya.
Di Jerman, salah satu pasar terbesar Amazon di Eropa, serikat pekerja Verdi menyerukan adanya pemogokan kerja selama tiga hari di tujuh pusat. Seruan pemogokan ini agar perusahaan dapat memenuhi seperti upah, bonus, dan cuti yang dibayar.