Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat alias Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan prospek ekonomi AS masih akan terus dirundung ketidakpastian. Apalagi kenaikan kasus COVID-19 terus terjadi.
Menurutnya, pemulihan ekonomi tidak bisa terjadi sampai orang-orang yakin untuk kembali melakukan kegiatan ekonomi secara langsung. Saat ini kegiatan ekonomi terbatas karena kekhawatiran akan virus Corona.
"Meningkatnya kasus COVID-19 baru, baik di sini maupun di luar negeri, mengkhawatirkan dan dapat terbukti menantang selama beberapa bulan ke depan. Pemulihan ekonomi penuh tidak mungkin sampai orang yakin bahwa aman untuk terlibat kembali dalam berbagai kegiatan," kata Powell dilansir dari CNN, Rabu (2/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi, menurutnya berita baru-baru ini tentang vaksin cukup menjanjikan dan memberikan angin segar untuk jangka menengah. Meskipun dia melihat adanya tantangan yang signifikan termasuk waktu, dalam melakukan produksi dan distribusi vaksin.
"Masih sulit untuk menilai waktu dan ruang lingkup implikasi ekonomi dari perkembangan ini dengan tingkat kepercayaan apapun," kata Powell.
Sementara itu, beberapa program yang diterapkan The Fed pada bulan Maret akan berakhir pada akhir tahun. Powell mengatakan program ini sudah membantu membuka hampir US$ 2 triliun sekitar Rp 28.200 triliun (kurs Rp 14.100) pendanaan lewat perbankan di AS.
"Kami telah mengerahkan kekuatan pinjaman ini ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, "kata Powell.
Powell menegaskan kembali sikap The Fed dalam menggunakan kebijakannya untuk membantu mengangkat beban ekonomi yang timbul dari pandemi, salah satunya dengan menjaga suku bunga pada nol.
Kemudian pihaknya juga melakukan pembelian aset pada kecepatan saat ini sebesar US$ 80 miliar dalam sekuritas Treasury dan US$ 40 miliar sekuritas yang didukung hipotek lembaga per bulan.