Larangan Terbang Dicabut, Boeing 737 Max Mulai Dapat Pesanan Lagi

Larangan Terbang Dicabut, Boeing 737 Max Mulai Dapat Pesanan Lagi

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 04 Des 2020 15:15 WIB
A Boeing 737 MAX jet heads to a landing at Boeing Field following a test flight Monday, June 29, 2020, in Seattle. The jet took off from Boeing Field earlier in the day, the start of three days of re-certification test flights that mark a step toward returning the aircraft to passenger service. The Federal Aviation Administration test flights over the next three days will evaluate Boeings proposed changes to the automated flight control system on the MAX, a system that activated erroneously on two flights that crashed, killing 346 people. (AP Photo/Elaine Thompson)
Ilustrasi/Foto: AP Photo/Elaine Thompson
Jakarta -

Maskapai asal Irlandia, Ryanair telah memesan 75 pesawat Boeing 737 Max lagi usai pesawat itu mendapatkan izin terbang kembali. Sebelumnya Ryanair sepakat membeli 235 jet. Total pesanan pesawat menjadi US$ 22 miliar setara Rp 320 triliun (kurs Rp 14.200).

Ryanair mengatakan akan menerima pengiriman pesawat awal tahun depan. Pesawat Boeing 737 Max mulai bisa dipesan lagi setelah Administrasi Penerbangan Federal AS baru-baru ini mengeluarkan izin untuk pesawat itu kembali beroperasi setelah dilarang terbang sejak Maret 2019.

Namun, Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa atau European Union Aviation Safety Agency (EASA) belum mengizinkan Boeing 737 Max untuk kembali beroperasi.
EASA bertanggung jawab atas sertifikasi ulang untuk negara-negara anggota UE, serta Inggris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bos Ryanair, Michael O'Leary mengatakan pesawat 737 Max telah diubah lebih efisien dari sebelumnya, lebih ramah lingkungan, dan dia juga menganggap penumpang akan menyukainya.

"Pesawat itu brilian, dan apa pun sebutan Anda, penumpang pasti ingin terbang di atasnya," ujar O'Leary, dikutip dari BBC, Jumat (4/12/2020).

ADVERTISEMENT

Perlu diketahui Boeing terpaksa menghentikan layanan 737 Max setelah dua kecelakaan dalam waktu lima bulan dan telah menewaskan 346 orang. Izin untuk terbang kembali dilakukan setelah Boeing menerapkan serangkaian modifikasi termasuk memperbarui perangkat lunak kontrol penerbangan, merevisi prosedur kru, dan mengubah rute kabel internal.

Berita tentang kesepakatan Ryanair yang telah memesan 737 Max itu disambut cemas oleh keluarga korban Naoise Ryan, dari Cork di Irlandia, yang suaminya Mick Ryan meninggal ketika Ethiopian Airlines Penerbangan 302 pada pesawat 737 Max yang jatuh pada Maret 2019.

"Pembelian Max oleh Ryanair merupakan dukungan oleh Boeing yang telah mengabaikan keselamatan penumpang dan kehidupan manusia. Seperti Boeing, mereka siap bertaruh dengan nyawa orang untuk menjual penerbangan murah dengan pesawat 'bin-binned'," katanya.

"Mengerikan sekali lagi bahwa Boeing dapat sekali lagi mengambil untung dari pesawat berbahaya ini sambil tetap menyembunyikan dokumen dan belum dimintai pertanggungjawaban atas kematian 346 orang. Sikap meremehkan Boeing harus membuat semua orang berhenti sejenak sebelum menaiki Max," tambahnya.

(eds/eds)

Hide Ads