China pernah meningkatkan pembelian obligasinya ke AS pada tahun 2000, lalu meningkat tajam pada 2014. Akan tetapi, secara bertahap mulai menurun setelah tahun itu.
China pun perlahan mengurangi ketergantungannya pada dolar AS, dengan cara mempromosikan penggunaan yuan dalam setiap kesepakatan luar negerinya. Namun, karena yuan tidak dapat ditukar secara bebas, masih menjadi kendala tersendiri dalam transaksi internasionalnya.
China juga telah menambahkan lebih banyak obligasi pemerintah Jepang ke dalam cadangan devisanya, tetapi imbal hasilnya lebih rendah karena suku bunga Jepang yang juga sangat rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Toko Gitar Terbesar AS Bangkrut! |
Antara April dan Juli 2020, China membeli obligasi pemerintah Jepang jangka menengah hingga jangka panjang senilai 1,46 triliun yen (US $ 14 miliar) secara bersih. Jumlah tersebut meningkat 3,6 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Meskipun jelas China ingin mengurangi ketergantungannya pada utang pemerintah AS, para ahli meyakini bahwa Beijing kemungkinan akan terus membeli obligasi pemerintah AS, karena hanya ada sedikit negara pengganti yang menawarkan obligasi bebas risiko dan berbiaya rendah seperti AS.
(fdl/fdl)