Kok Ada yang Rela Keluar Uang Gede Buat Beli 'Bangke' Vespa?

Kok Ada yang Rela Keluar Uang Gede Buat Beli 'Bangke' Vespa?

Hendra Kusuma - detikFinance
Minggu, 06 Des 2020 17:59 WIB
Modifikasi Vespa Andre Taulany
Foto: Scooter VIP
Jakarta -

Apa yang anda pikirkan setelah mendengar kata vespa? antik, unik, nostalgia, mogok. Kata-kata itu secara tidak langsung yang berhasil mempertahankan keberadaan motor asal Italia itu di tanah air hingga sekarang. Komunitas atau para pecinta vespa banyak tersebar di Indonesia.

Bahkan, tidak jarang orang yang sudah jatuh hati dengan vespa berani merogoh kocek besar untuk memiliki motor buatan Rinaldo Piaggio ini.

Pemerhati marketing, Yuswohady mengungkapkan karakteristik vespa menjadi nilai tersendiri dibandingkan dengan kendaraan roda dua pada umumnya. Lalu, bentuknya yang unik serta produksinya yang terbatas membuat harga jual vespa lebih mahal dibandingkan dengan motor pada umumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi vespa ini punya karakteristik yang marketnya bukan produk massal, dari awal bentuknya unik, jadi lebih mengandalkan model classic-nya, tidak mengikuti kebutuhan pasar seperti produk Jepang yang pasar oriented, modelnya ganti terus tapi identitasnya kurang karena mengikuti maunya pasar," kata dia saat berbincang dengan detikcom, Kamis (3/12/2020).

Vespa, menurut Yuswohady tetap menjaga identitasnya dengan berani tampil beda dan tidak terlalu mengikuti perkembangan zaman. Hal ini jelas berbeda dengan kendaraan yang diproduksi oleh Jepang.

ADVERTISEMENT

Kendaraan asal Jepang, dikatakan Yuswohady lebih menawarkan aspek fungsional dengan kata lain kemudahan dalam berkendara hingga irit bensin. Selain itu, penetrasi produk asal negeri Matahari Terbit juga sudah kuat di pasar Asia.

"Sementara produk Amerika dan Eropa distribusinya terbatas, marketnya nggak besar, resources terbatas, sehingga mengembangkan produk secara lokal di Indonesia itu akan mahal. Jadi pemain Eropa kecenderungannya terbatas," jelasnya.

"Vespa itu karena marketnya tidak besar, maka mau mengembangkan produk mahal, jadi posisinya cenderung unik dan langka, karena marketnya nggak besar, maka produksinya tidak banyak. Jadi volume sedikit biasanya harga mahal," rambahnya.

Alasan lain yang orang berani mengeluarkan biaya besar untuk membeli vespa, dikatakan Yuswohady adalah sejarah. Mulai dari mengenang masa muda, atau melanjutkan tradisi orang tua yang sejak muda memiliki vespa.

"Vespa ini yang menarik adalah seperti romantisme, semakin lama semakin unik. Justru sesuatu yang langka, volumenya sedikit itu yang dicari, dicari karena jumlahnya sedikit demandnya besar maka harganya cenderung mahal," katanya.

Nilai sejarah atau romantisme yang membuat harga jual vespa menjadi mahal pun dibenarkan oleh Aji, salah satu penghobi dan pembeli vespa. Dia bahkan menganggap vespa itu seperti harta karun.

"Selain bentuknya artistik juga menjadi hobi, secara pribadi vespa memiliki sejarah untuk saya mengingat dari dulu orang tua saya sering mengendarai vespa jenis strada," katanya.

Dari mengulang sejarah, dikatakan Aji, juga terdapat pundi-pundi keuntungan yang lumayan besar dari vespa. Hal itu dikarenakan produksinya yang terbatas.
Selain itu, peminat vespa pun dari tahun ke tahun tetap ada mulai dari orang tua hingga para milenial.

"Banyak, dari kalangan macam-macam. Dari anak SMA sampai bapak-bapak tua. Sampai kalangan pengusaha dan pecinta motor classic," ungkap dia.




(hek/dna)

Hide Ads