Ini Prediksi Ekonomi RI Akhir Tahun Versi Sri Mulyani, Plus atau Minus?

Ini Prediksi Ekonomi RI Akhir Tahun Versi Sri Mulyani, Plus atau Minus?

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 09 Des 2020 09:42 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati melantik Kepala BKF dan Dirut LMAN
Foto: Dok. Kementerian Keuangan
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV-2020 berada sedikit di atas atau bawah level nol persen. Menurut dia, perkiraan tersebut merupakan lanjutan tren pembalikan ekonomi dari kuartal III tahun ini.

Realisasi ekonomi nasional berada di level terpuruk yaitu minus 5,32% pada kuartal II-2020. Perekonomian Indonesia mengalami perbaikan pada kuartal III dengan realisasi minus 3,49%.

"Di kuartal IV mungkin kita masih di sekitar nol, sedikit di atas atau di bawah 0%," kata Sri Mulyani dalam acara Blak-blakan detikcom, Rabu (9/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan perkiraan tersebut, Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama satu tahun penuh minus 1,7% sampai minus 0,6% atau belum berubah dari proyeksi sebelum-sebelumnya.

Sri Mulyani menceritakan, titik balik laju pertumbuhan ekonomi Indonesia berkat kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2020, salah satu sisi belanja negara yang dikucurkan ke banyak program yang banyak dimanfaatkan untuk memutarkan perekonomian.

ADVERTISEMENT

Salah satu yang paling membantu perekonomian Indonesia, lanjut Sri Mulyani adalah anggaran perlindungan sosial pada program pemulihan ekonomi (PEN) yaitu sekitar Rp 203,9 triliun.

Selain perlindungan sosial, anggaran belanja pemerintah juga dialokasikan untuk sektor kesehatan, dukungan UMKM, dukungan dunia usaha berupa insentif perpajakan, pembiayaan korporasi, bantuan sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Total anggaran PEN mencapai Rp 695,2 triliun.

"Ya kalau kita lihat kinerja ekonomi yang mengalami pembalikan dalam hal ini dari kuartal II ke kuartal III itu salah satu yang cukup signifikan untuk penyumbang dari pemulihan itu dari APBN," ujarnya.

Lalu proyeksi Sri Mulyani untuk tahun 2021 bagaimana? Lihat di halaman berikutnya.

Sementara untuk tahun 2021, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memperkirakan masih berat pergerakannya pada kuartal I tahun depan. Hal itu menyusul masih tingginya kasus penyebaran COVID-19 di tanah air dan dunia.

Apalagi pada akhir tahun terjadi beberapa kegiatan besar seperti pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak dan libur panjang akhir tahun.

"Tahun depan kita masih berharap lebih baik, meskipun kuartal I mungkin masih berat. Karena kalau kita lihat siklus dari COVID ini masih cukup meningkat, terutama dengan Desember dengan adanya Pilkada, adanya liburan panjang dan berbagai kegiatan yang biasanya ditingkatkan pada akhir tahun memang risiko penularan COVID juga ikut meningkat, inilah yang kita harus waspadai," katanya.

"Sehingga kuartal I bisa saja Januari kita akan alami dampak dari kondisi saat ini," tambah Sri Mulyani.



Simak Video "Gelagat Resesi dari Sri Mulyani"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads